JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara Tbk akan mengenjot kinerja unit usaha syariah hingga tumbuh 60% sebagai bagian dalam persiapan pemisahaan usaha yang akan dilakukan pada tahun depan.
Maryono, Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN), mengatakan idealnya pemisahan (spin off) unit usaha syariah (UUS) bisa dilakukan ketika aset sudah mencapai Rp15 triliun—Rp20 triliun. “Untuk spin off BTN Syariah bukan tahun ini, Insya Allah tahun depan kami lakukan,” ujarnya Kamis (11/7/2013).
Atas dasar itu, tuturnya, perseroan akan menggenjot kinerja BTN Syariah hingga tumbuh 40%--60% per tahun untuk mengejar target tersebut. Hingga akhir triwulan I/2013, aset BTN Syariah mencapai Rp9,1 triliun dan diharapkan meningkat jadi Rp13 triliun pada akhir tahun ini.
Menurutnya, perseroan sedang mengkaji beberapa model spin off UUS seperti pemisahan secara langsung ataupun mengakuisisi bank lain untuk digabungkan dengan BTN Syariah. “Kami punya proyeksi perbankan syariah memiliki potensi yang besar pada masa depan,” ujarnya.
Maryono menegaskan BTN Syariah tetap pada fokus bisnis pembiayaan perumahan yang sudah dijalani selama ini. Namun sebagian tersebut juga akan diperuntukan bagi sektor usaha lain, seperti perdagangan. “Kami juga akan biayai kegiatan yang ditekuni oleh umat muslim,” jelasnya.
Direktur BTN Irman Alvian Zahiruddin mengatakan BTN Syariah membutuhkan modal setidaknya Rp2 triliun—Rp2,5 triliun bila spin off dilakukan dengan besaran aset Rp15 triliun. “Besaran modal tersebut harus bisa membiayai bisnis dalam beberapa tahun ke depan,” ujarnya.