Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia meminta pemerintah segera merealisasikan belanja APBN 2013 guna menopang pertumbuhan ekonomi yang terkoreksi menjadi 5,81% pada paruh tahun pertama.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan pelambatan ekonomi domestik tidak terlepas dari koreksi ekonomi global. Sejumlah lembaga internasional telah merevisi turun pertumbuhan ekonomi global dari 3,2% menjadi 3,1%.
Pelambatan tersebut juga dialami oleh beberapa negara mitra dagang Indonesia seperti China dan India yang juga mengalami kontraksi. “Apalagi harga delapan komoditas utama Indonesia juga terkoreksi sebesar 12% selama tahun ini,” ujarnya Jumat (2/8/2013).
Selain itu, tuturnya, juga ada tekanan dari sisi fiskal karena defisit fiskal meskipun sudah diatasi dengan penaikan harga bahan bakar minyak pada penghujung triwulan II lalu. “Namun penaikan harga BBM juga berpengaruh terhadap konsumsi domestik,” ujarnya.
Agus masih optimistis pertumbuhan ekonomi akan berada pada kisaran 5,8%-6,2% bila Indonesia dapat memperbaiki neraca perdagangan. Selain itu, dia juga mengharapkan belanja pemerintah dalam APBN 2013 juga segera direalisasikan.
Dia mengatakan belanja investasi pemerintah bisa mengundang investor asing untuk masuk ke dalam negeri. Dia memaparkan tren yang terakhir menunjukkan investasi masih tumbuh walau pada kisaran yang masih kecil dari sebelumnya.
“Saya rasa untuk Indonesia perlu terus melakukan reformasi struktural, itu yang akan membuat investasi ke Indonesia lebih baik," ujarnya.
Hingga akhir semester I/2013 realisasi belanja pemerintah baru mencapai 39,3% atau setara dengan Rp677,7 triliun. Penyerapan anggaran pemerintah pusat menjadi yang terendah yakni 35,2% atau Rp421,1 triliun, sementara belanja daerah mencapai 48,5% atau Rp256,6 triliun.
Sementara itu, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengakui pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada triwulan II/2013 yang berada pada kisaran 5,81% di bawah ekspektasi.
“Kami prediksi pertumbuhan ekonomi pada triwulan II dapat berada pada kisaran 5,9%--6%. Akan tetapi, realisasinya 5,8%, lebih rendah karena kinerja ekspornya jauh lebih rendah," ujarnya Jumat (2/8/2013)
Badan Pusat Statistik menyatakan pertumbuhan PDB pada triwulan II mencapai 5,81% lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang berada pada 6,02%. PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp2.210,1 triliun.