Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia menegaskan defisit neraca transaksi berjalan bakal menyempit pada semester II/2013, seiring dengan pemulihan kondisi ekonomi global dan penyesuaian ekonomi domestik.
Perry Warjiyo, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), mengatakan prospek pemulihan ekonomi global yang diikuti peningkatan harga komoditas, diperkirakan terjadi pada semester II sehingga diharapkan dapat mendukung peningkatan kinerja ekspor nasional.
“Pada sisi lain, tren perlambatan ekonomi domestik serta perkembangan nilai tukar rupiah yang melemah diprakirakan akan dapat mengendalikan impor menjadi lebih rendah,” ujarnya, Senin (19/8/2013).
Selain itu, tuturnya, impor minyak diharapkan juga akan menurun antara lain dipengaruhi dampak positif penaikan harga BBM bersubsidi pada Juni 2013 dan pengaruh perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik.
“Secara keseluruhan berbagai kondisi tersebut akan mendorong defisit neraca transaksi berjalan pada semester II/2013 menjadi lebih rendah dan terkendali,” ujarnya.
Perry menegaskan ke depan prospek penurunan defisit neraca transaksi berjalan diharapkan dapat semakin mendukung prospek kesinambungan keseimbangan eksternal. “karena defisit transaksi berjalan dapat dibiayai secara memadai oleh penanaman modal asing, baik dalam bentuk investasi langsung (FDI) maupun investasi portofolio,” jelasnya.