Bisnis.com, MAKASSAR--Pertumbuhan aset bank swasta nasional di wilayah Sulawesi Selatan lebih tinggi daripada bank pemerintah, sekalipun pangsanya baru 40,53%.
Data Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah I Sulampua (Sulawesi, Maluku, Papua) menunjukkan aset bank swasta mencapai Rp35,43 triliun per Agustus 2013, tumbuh 21,71% (year on year).
Adapun aset bank pemerintah mencapai Rp51,39 triliun, atau tumbuh 18,43% (yoy) dan menguasai 58,78% dari total aset perbankan di Sulsel.
Secara total, aset perbankan Sulsel tumbuh 19,64% (yoy) menjadi Rp87,41 triliun pada Agustus 2013. Secara month to month, terjadi penurunan aset RP106 miliar dari posisi Juli.
Penurunan aset disumbang oleh bank pemerintah sebesar Rp487,4 miliar dalam satu bulan, sementara bank swasta mencatat kenaikan sebesar Rp540 miliar.
Sementara itu, bank asing dan bank campuran mencatat kenaikan 6,21% (yoy) menjadi Rp598,6 miliar.
Pada sisi dana pihak ketiga (DPK), perbankan di Sulsel mencatat pertumbuhan 12,55% (yoy) menjadi Rp54,7 triliun pada posisi Agustus 2013.
DPK masih didominasi tabungan yang mencapai Rp30,7 triliun atau tumbuh 8,73% (yoy), disusul deposito Rp15,58 triliun, dan giro Rp8,2 triliun.
Pemberian kredit tumbuh 21,83% (yoy) menjadi Rp78,21 triliun, dengan dominasi kredit konsumsi yang mencapai 42,26% dari total kredit.
Namun, pertumbuhan paling signifikan ditunjukkan kredit investasi yang naik 42,03% per Agustus 2013 dibandikan dengan posisi tahun lalu. Kredit investasi mencapai Rp17,58 triliun atau 22,48% dari total pinjaman.
Tingkat loan to deposit ratio (LDR) pada Agustus 2013 di Sulsel mencapai 143,46%, lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya 144,46%.
Tingginya kredit masih sehat dengan tingkat kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) terjaga di bawah batas yang ditetapkan bank sentral 5%. NPL gross perbankan Sulsel mencapai 2,86% per Agustus.