Bisnis.com, JAKARTA— Kebijakan internal Kementerian Badan Usaha Milik Negara dan prosedur operasional standar (standard operating procedur/ SOP) transaksi lindung nilai (hedging) dapat meningkatkan bisnis treasury perbankan.
Kepala Divisi Internasional PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Firman Wibowo mengatakan hedging valas yang akan diberlakukan kepada seluruh perusahaan negara merupakan kesempatan bagi bank untuk semakin meningkatkan treasury.
“Peningkatan transaksi treasury bisa menggali fee base income, transaksi bisnis bank dan hal ini akan membuat bank lebih menggali potensi pasar,” ungkapnya, Jumat (27/9).
Firman mengatakan kalangan perbankan akan semakin gencar untuk berkompetisi, memberikan efisiensi dan memberikan layanan yang efisien pada perusahaan negara.
Namun, dia menyarankan perusahaan BUMN terlebih dahulu harus menyiapkan sumber daya manusia (SDM) baik dari segi accounting dan pembayaran pajak. Dia mengatakan SDM perusahaan harus bisa memahami manajemen risiko.
Selain memberikan layanan yang solutif, dia mengungkapkan kebijakan hedging valas bagi perusahaan negara adalah kebijakan yang pro pasar dan bisa memberikan solusi bagi pebisnis dan regulator.
“Karena kurs rupiah cenderung dipengaruhi oleh otoritas pelaku pasar, sehingga pebisnis juga harus di edukasi,” ungkapnya.
Firman mengungkapkan kalangan perbankan dan perusahaan yang hendak melakukan hedging valas harus siap dalam teknologi, manajemen resiko terkhusus dan harus mengeluarkan prosedur operasional standard (standard operating procedur/ SOP).