Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan penerbitan kartu kredit di Indonesia pada tahun depan diproyeksi semakin melambat, yakni hanya 5% dibandingkan dengan rerata pertumbuhan beberapa tahun belakangan.
Tidak hanya itu, pertumbuhan total nilai transaksi pun diprediksi stagnan.
Berdasarkan statistik Bank Indonesia per Juli 2013, jumlah kartu kredit yang beredar bahkan menurun 3,59% dibandingkan dengan Juli 2012.
Namun, nilai transaksi pada Juli 2013 menembus rekor selama 14 bulan terakhir, yakni Rp21 triliun. Total nilai transaksi selama Januari hingga Juli 2013 Rp127,67 triliun.
General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Steve Martha menilai wajar lonjakan nilai transaksi per Juli 2013 itu karena momentum liburan dan Lebaran yang bersamaan.
"Belanja masyarakat tinggi sekali pada momen tersebut. Namun, awal kuartal IV/2013 ini akan kembali menurun, bahkan akan melambat hingga akhir tahun ini. Desember mungkin naik, tapi proyeksinya tidak akan setinggi Juli," ujar Steve kepada Bisnis (2/10).
Steve menjelaskan perlambatan ini akan memengaruhi kondisi pertumbuhan kartu kredit tahun depan. Dia mencontohkan jika rerata pertumbuhan kartu kredit sejak 2007 hingga 2011 sebesar 13%, mulai tahun ini dan 2014 pertumbuhan hanya mencapai maksimal 5%.
Adapun perlambatan pertumbuhan tersebut telah terjadi sejak akhir tahun lalu. Per Desember 2012 jumlah kartu kredit beredar 14,62 juta keping, dibandingkan dengan akhir 2011, yakni 14,78 juta keping atau hanya tumbuh 0,21%.
"Untuk nilai transaksi juga tahun depan akan stagnan pertumbuhannya. Kami masih optimistis nilai transaksi hingga Desember 2013 meningkat sekitar 13%-15%, sedangkan pada akhir tahun depan juga sekitar itu," tambah Steve.
Adapun pemicu utama perlambatan ini adalah regulasi Bank Indonesia mengenai pembatasan kepemilikan kartu yang membatasi jumlah kartu bagi nasabah dengan pendapatan kurang dari Rp10 juta per bulan.