Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pinjol dengan Kredit Macet Tinggi Masih Bisa Berbisnis, Risiko Tinggi Mengintai

Fintech P2P lending dengan profil TWP90 yang lebih sehat, misalnya kurang dari  3% dapat menjadikan lancar bayar sebagai penopang reputasi perusahaan.
Warga mencari informasi tentang pinjaman oniline (pinjol) di Jakarta. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga mencari informasi tentang pinjaman oniline (pinjol) di Jakarta. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan fintech P2P lending atau pinjaman online (pinjol) yang memiliki kredit macet atau TWP90 di atas 5% tetap bisa menyalurkan pinjaman baru dengan monitoring ketat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Etika Karyani Suwondo, Direktur Riset Bidang Ekonomi Digital CORE Indonesia menilai kebijakan agar pinjol tetap bisa berbisnis meski memiliki kredit macet tinggi memiliki dua sisi. Pada sudut pandang positif, kebijakan tersebut menekankan adanya kontrol dari OJK yang salah satunya berupa permintaan rencana aksi setiap perusahaan pinjol dengan TWP90 di atas 5%. Langkah tersebut untuk memastikan rasio wanprestasi tidak melebar yang berpotensi bisa merugikan lender.

"Namun, [sisi lain] ada potensial risiko, jika action plan tidak efektif atau pengawasan kurang agresif, kemungkinan meningkatnya gagal bayar masih ada. Apalagi jika tren TWP90 terus naik mendekati batas," ujar Etikah kepada Bisnis, Senin (14/7/2025).

Dalam prosedurnya, pelaksanaan rencana aksi akan dipantau OJK secara ketat untuk memastikan komitmen penyelenggara menurunkan wanptestasi. Jika dalam proses pengawasan dan pembinaan itu ditemukan risiko yang lebih serius seperti gagal bayar, OJK akan memberikan sanksi administratif termasuk penghentian sementara penyaluran pendanaan baru dan pembatasan penerimaan pendanaan lender baru.

Adapun merujuk kondisi industri P2P lending saat ini, hingga Mei 2025 TWP90 berada di level 3,19%, meningkat dibanding TWP90 per Mei 2024 sebesar 2,79% atau TWP90 per April 2025 di level 2,93%.

Di sisi lain, outstanding pinjaman online per Mei 2025 tumbuh melambat sebesar 27,93% year on year (YoY) menjadi Rp82,59 triliun, usai per April 2025 tumbuh 29,01% YoY.

Etika berasumsi, karena TWP90 industri masih di level 3,19%, atau jauh dari ambang batas 5%, maka pelambatan pertumbuhan maupun kenaikan TWP90 belum disebabkan oleh pembatasan khusus dari OJK kepada platform-platform dengan kredit macet tinggi. 

"Artinya, jumlah pindar dengan TWP90  lebih dari 5% belum signifikan mempengaruhi agregat," ujarnya.

Meskipun perusahaan pinjol dengan TWP90 di atas 5% masih dapat beroperasi, Etika menilai kondisi tersebut tidak akan menguntungkan dalam persaingan pasar antar platform yang memiliki TWP90 lebih terjaga.

Menurutnya, fintech P2P lending dengan profil TWP90 yang lebih sehat, misalnya kurang dari  3%, bisa mendapatkan keunggulan reputasi di mata lender dan borrower

"Namun, ekspansi harus tetap hati-hati dengan menghindari tekanan berlebihan pada underwriting dan menjaga kualitas kumpulan pinjaman supaya tidak memperburuk profil risiko," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper