Bisnis.com, PEKANBARU—Realisasi penyaluran kredit PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau hingga September 2013 mencapai Rp8,3 triliun, meningkat 17% dibandingkan realisasi peyaluran kredit pada periode sama tahun lalu Rp7,1 triliun.
Pemimpin Wilayah Bank BRI Wilayah Riau dan Kepulauan Riau I Made Suprateka mengatakan pihaknya optimistis bisa merealisasikan target penyaluran kredit tahun ini yang dipatok sekitar Rp9 triliun.
“Target tahun ini tersisa Rp600 miliaran. Insyallah hingga akhir tahun ini bisa tercapai atau mungkin bisa terlampaui,” katanya saat ditemui Bisnis di kantornya, Jumat (11/10/2013).
Made mengatakan untuk target penyaluran kredit pada 2014 akan ditingkatkan minimal 20% atau sekitar Rp11 triliun. Menurutnya, hal tersebut bisa dicapai melihat pertumbuhan ekonomi Riau yang selalu di atas pertumbuhan ekonomi nasional.
Meskipun demikian, salah satu tantangan yang masih dihadapi adalah kondisi usaha mikro kecil dna menengah (UMKM) di Riau yang beragam. Made mengatakan tidak semua UMKM bisa dengan mudah mendapatkan pendanaan dari perbankan, terutama kalau sudah menyangkut persoalan agunan. Menurutnya, banyak UMKM yang dinilai layak mendapatkan kredit, tetapi tidak bankable.
“Akhirnya mereka pinjam duit dari rentenir atau jasa lainya. Ini Tantangan yang harus diselesaikan bersama,” katanya.
BRI sendiri mencatatkan penyaluran kredit terbesar ada pada sektor UMKM yang mencapai Rp3,93 triliun atau 47% dari total penyaluran kredit hingga September 2013 sekitar Rp8,3 triliun.
Kedepan, katanya, untuk memacu sektor UMKM masih banyak pola yang bisa dilakukan. Seperti, pola kemitraan dengan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
Made mengatakan sesuai aturan seharusnya pemerintah provinisi dan kabupaten/kota harus menyimpan uangnya pada salah satu bank umum milik pemerintah dan pada bank milik daerah. Kondisi saat ini, katanya, masih ada beberapa kabupaten yang masih menyimpan uangnya di bank umum swasta.
Menurutnya, tanpa uang serotan pemerintah daerah tersebut bank tetap bisa eksis. Tapi, lanjutnya, uang tersebut diperlukan untuk menambah kekuatan bank untuk mengembangkan usaha menengah kecil dan mikro khususnya masyarakat Riau. “Kalau disetor ke bank swasta peruntukan uangnya belum tentu untuk pengembangan UMKM,” katanya.
Sementara itu, simpanan hingga September 2013 sekitar Rp10,2 trilun dengan komposisi dana murah 80% dan dana mahal deposito 20%. Bank BRI Perwakilan Riau Kepulauan Riau menargetkan simpanan pada 2014 sekitar Rp14 triliun.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Riau Indra Bangsawan mengatakan total UMKM di Riau hingga akhir 2012 sebanyak 484.176. Paling banyak bergerak di bidang pertanian, seperti perkebunan. Untuk di perkotaan, didominasi pelaku usaha di sektor jasa dan makanan. Untuk skala nasional, data BPS 2009, jumlah UMKM Indonesia sebanyak 24.096.816 unit, namun yang terdaftar memiliki NPWP hanya sebesar 217.248 unit. “Peran perbankan sangat penting untuk mengembangkan UMKM di Riau,” katanya.