Bisnis.com, KUALA LUMPUR - Perkembangan bisnis asuransi syariah (takaful) melambat seiring persaingan yang semakin ketat di antara pelaku bisnis.
Kendati demikian, Ernst & Young memprediksi industri ini masih mampu tumbuh di atas 10% pada tahun ini.
Industri takaful di seluruh dunia mencatat premi sebesar US$10,9 miliar pada 2012, dengan kontributor utama berasal dari wilayah Timur Tengan dan Asia Tenggara, terutama Saudi Arabia dan Malaysia, yang banyak dihuni oleh warga Muslim.
"Dalam beberapa tahun mendatang, pertumbuhan industri takaful berada pada kisaran 16%, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada periode 2007-2011 yang tumbuh hingga 20%," ujar Ashar Nazim, konsultan khusus keuangan Islam pada Ernst & Young, sebagaimana dikutip Reuters, Senin (21/10/2013).
Dia menambahkan industri asuransi syariah harus mulai memikirkan strategi perluasan lini bisnis agar dapat meraup premi lebih tinggi. Sebab, bisnis asuransi kendaraan bermotor yang selama ini menjadi salah satu andalan utama perolehan premi, mulai jenuh karena diperebutkan banyak pemain, baik asuransi syariah maupun konvensional.
Menurutnya, bisnis yang masih potensial adalah asuransi jiwa syariah, karena bersifat jangka panjang.