Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Penaikan BI Rate Terhadap Kredit Baru Terasa 2014

Menteri Keuangan M. Chatib Basri menegaskan dampak kenaikan BI rate terhadap kredit baru terasa tahun depan.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Menteri Keuangan M. Chatib Basri menegaskan dampak penaikan BI rate terhadap kredit baru terasa tahun depan.

“Kalau tingkat bunga dinaikkan kemarin, kalau orang mau ambil kredit emang bisa langsung keluar uangnya dari bank? Kan nggak. Butuh waktu sebulan, kalau sebulan kan baru Desember. Jadi [pengaruhnya] baru berbicara di 2014,”  ujarnya sebagaimna dikutip situs Kemenkeu, Selasa (19/11/2013).

Begitu juga  dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2013. Menurutnya tidak akan terpengaruh oleh penaikan BI rate.

Nggak bisa (berpengaruh). Dinaikin baru kemarin, kuartal IV sudah mau berakhir, jadi nggak ada impact di kuartal IV” jelasnya.

Untuk itu, Menkeu berkeyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional sampai dengan akhir 2013  mencapai 5,8%.

“Sampai akhir tahun growth 5,6%-5,8%. Anda hitung sendiri kira-kira kuartal IV-nya berapa?” pungkas Chatib..

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia  pada Selasa (12/12/2013) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 7,5%.

Kamar Dagang Indonesia (Kadin) sebelumnya menilai  penaikan BI rate menjadi 7,5% menyulitkan pembangunan dan investasi di sektor infrastruktur.

Menurut Ketua Kadin Suryo Bambang Sulisto,  penaikan suku bunga acuan tersebut akan memperlambat ekspansi bidang sarana dan prasarana investasi.

"Dengan suku bunga yang sekarang saja sudah berat, apalagi ini, naik lagi," katanya, Jumat (15/11/2013).

Padahal, Indonesia merupakan negara dengan peluang yang sangat baik bagi investor untuk menanamkan modalnya. Sebagai pelaku usaha, Suryo sangat menyayangkan penaikan kembali BI Rate.

Sebab, menurutnya, tidak dapat turunnya tingkat suku bunga bank  saat ini lebih disebabkan oleh  kesepakatan antarbank mengenai net interest margin yang tidak resmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper