Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tips Menjemput Kekayaan Masa Depan

Perencanaan keuangan bukan sekedar pemilihan investasi yang tepat atau persiapan dana pensiun saja.

Bisnis.com, JAKARTA – "Coba belikan saja reksadana mas, yang Rp500.000 per bulan saja. Buat belajar berinvestasi," tutur seorang sahabat kepada Supriyanto, seorang pekerja swasta di Jakarta.

Supriyanto selama ini sering merasa bingung, lantaran sebagian uang dari gaji bulanannya hanya disimpan di dalam tabungan. Padahal, dia ingin sekali memanfaatkan uangnya itu untuk berinvestasi, sebagai persiapan ketika dirinya sudah tidak mampu bekerja lagi seperti sekarang.

"Saat ini usia dan tenaga saya masih bisa untuk bekerja keras siang malam, tapi apa iya saya harus seperti ini terus. Sampai kapan saya mampu dengan umur yang otomatis juga semakin bertambah," tutur Anto.

Supriyanto memiliki seorang istri dan anak, dan juga tanggungan kredit sebuah mobil yang harus dibayar sebesar Rp3 juta setiap bulannya. Gajinya memang lebih dari cukup untuk itu, dan bahkan sisa untuk dapat ditabung. "Selama ini selain ditabung saja, paling sambil cari-cari informasi tanah yang dijual di daerah mas," tuturnya.

Apa yang dialami Anto tersebut, mungkin juga banyak dialami oleh sebagian besar para pekerja, yakni dana berlebih yang ada ditaruh dalam satu tabungan saja dan bingung untuk diinvestasikan dimana.

Menurut Perencana Keuangan Jaringan Nusantara Training Center, Deni Lesmana apa yang dialami Anto karena kekurangtahuan informasi bahwa untuk mempersiapkan kemandirian finansial, harus dilakukan perencanaan sejak awal.

"Cara awal paling mudah adalah dengan memanfaatkan jasa perencana keuangan. Dari situ akan ketahuan apa dan kenapa membutuhkan perencanaan keuangan," tuturnya.

Dia mengatakan perencanaan keuangan bukan hanya sekedar pemilihan investasi yang tepat, atau persiapan dana pensiun saja. "Itu hanya bagian dari perencanaan keuangan. Dengan memanfaatkan jasa perencana keuangan, Anda akan diajari banyak hal untuk mencapai kemandirian finansial," ujarnya.

Misalnya, menghitung daftar aset hutang dan cashflow bulanan, mengelola hutang dan dana darurat, pengenalan asuransi dan menghitung kebutuhan asuransi, serta pengenalan time value of money. Deni mencontohkan, sesorang yang berpenghasilan Rp5 juta/bulan dan tidak memiliki hutang. Pengeluarannya sebesar Rp3 juta/bulan.

Lalu sebaiknya sisa uangnya digunakan untuk apa saja?
Pertama yang dilakukan, apabila seseorang itu tidak memiliki daftar hutang, sebaiknya hal pertama dibelikan asuransi jiwa dan kesehatan. "Karena dengan membeli premi asuransi di usia muda, akan lebih murah dari pada usia tua," ujarnya.

Lalu, siapkan dana darurat, untuk single minimal tiga kali pengeluaran bulanan, menikah sebesar 9x pengeluaran bulanan, dan memiliki satu anak menjadi 12xpengeluaran bulanan.

"Jadi misalnya pengeluaran Mr Albert Rp3 juta per bulan, berarti harus menyiapkan 3 kali Rp3 juta dana ditabungan yang siap diambil saat darurat. Tidak boleh diganggu gugat," ujarnya.

Hal diatas adalah salah satu contoh pengetahuan yang bisa didapatkan apabila memanfaatkan jasa perencana keuangan, dan masih banyak lagi tip yang bisa dilakukan. "Dan perencanaan keuangan bisa dilakukan siapa saja tanpa harus menjadi orang kaya terlebih dahulu, namun diperlukan kedisiplinan yang tinggi dalam menjalankannya," ujarnya.

Supriyanto mungkin masih berpikir-pikir bagaimana cara menempatkan dananya hingga kini. Namun, setidaknya, dirinya tak lagi terlampau bingung apa yang harus dilakukan untuk sisa uangnya kelak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper