Bisnis.com, TARAKAN- Bank Indonesia menggelar sosialisasi keaslian uang rupiah dan pengelolaan keuangan di Tarakan guna mencegah peningkatan peredaran uang palsu di daerah itu.
Direktur Departemen Pengedaran Uang Eko Yulianto mengakui peredaran uang palsu di Kaltim memang masih rendah. Namun, bukan berarti kewaspadaan tidak ditingkatkan karena ancaman peredaran uang palsu menyerang tiap negara di dunia.
"Agar tidak ada keraguan saat bertransaksi. Karena itu, kami memberikan pemahaman mengenai uang palsu agar masyarakat tenang," ujarnya saat memberikan sambutan dalam Sosialisasi Keaslian Uang Rupiah dan Pengelolaan Keuangan, Selasa (17/12/2013).
Berdasarkan catatan Bank Indonesia, setiap 1 juta lembar uang rupiah yang dikeluarkan ada 7 lembar yang palsu. Angka ini lebih rendah apabila dibandingkan dengan mata uang euro yang bisa mencapai 45 lembar. Adapun mata uang poundsterling dan dolar justru lebih tinggi karena secara berurutan mencapai 95 lembar dan 145 lembar.
Eko menambahkan sosialisasi semacam ini diharapkan dapat disebarluaskan kepada masyarakat agar dapat melaporkan ketika menemui uang yang diragukan keasliannya.
Sosialisasi juga diberikan melalui kesenian daerah sehingga lebih berterima di masyarakat.
"Misalnya menggunakan seni wayang di Jawa agar lebih bisa dipahami," katanya.
Peredaran uang palsu sebagian besar didasari oleh alasan ekonomi. Namun, akan lebih berbahaya apabila pemalsuan uang disertai oleh alasan politik karena dapat memporakporandakan negara.