Bisnis.com, JAKARTA - Klaim asuransi kendaraan bermotor dan asuransi properti akibat peristiwa banjir yang melanda sejumlah daerah pada bulan ini diprediksi lebih kecil dibandingkan dengan realisasi klaim banjir 2013.
Julian Noor, Direktur Eksekutif AAUI, mengatakan peristiwa banjir pada tahun ini tidak separah pada 2013 kendati cakupannya hampir sama yakni 30% dari luas Jakarta. “Kemungkinan lebih kecil,” katanya dalam konferensi pers, Jumat (24/1/2014).
AAUI belum dapat memastikan realisasi angka klaim banjir tersebut. Hal itu dimaklumi karena sampai saat ini masih ada wilayah yang tergenang air. Di sejumlah wilayah yang telah surut, masyarakat juga fokus di aktivitas pascabanjir seperti pembenahan bangunan dan kendaraan.
Dengan demikian, jumlah klaim yang terjadi masih harus menunggu laporan dari seluruh tertanggung ke perusahaan asuransi dan proses pembayaran klaim dari perusahaan ke pemegang polis.
Sebagai perbandingan, AAUI juga sempat memaparkan proyeksi nilai klaim akibat peristiwa banjir di Jakarta pada Januari 2013. Industri asuransi umum diperkirakan harus membayar klaim senilai Rp3 triliun.
Namun, proyeksi tersebut pada dasarnya merupakan proyeksi nilai pertanggungan dari suatu objek (properti atau kendaraan bermotor) yang terkena banjir. Setelah dihitung kembali, nilai kerugian yang dijamin asuransi umum mencapai Rp638 miliar.
“Tapi sepertinya itu sudah 90%. Klaim asuransi kendaraan bermotor sudah selesai. Kalau asuransi properti, masih perlu ada yang di-adjust. Ada yang belum selesai,” kata Julian.
Adapun, perusahaan asuransi umum yang menjadi anggota AAUI juga belum menerima laporan klaim terkait musibah banjir bandang di Manado, Sulawesi Utara. AAUI memperkirakan sejumlah kantor dan kendaraan bermotor memiliki polis dengan perluasan banjir.