Bisnis.com, JAKARTA— PT Bank Rakyat Indonesia Tbk berkeinginan mendapatkan slot orbit untuk satelit mereka sendiri.
Direktur Utama BRI Sofyan Basir mengatakan sangat penting bagi BRI untuk memiliki satelit sendiri. Memiliki satelit sendiri, katanya, juga akan memicu efisiensi cukup signifikan bagi BRI.
“Biaya komunikasi tahun ini sekitar Rp500 miliar, tahun depan Rp600 miliar dan dua tahun lagi bisa Rp700 miliar, itu cukup besar,” katanya pekan lalu.
Dia meyakini dengan investasi mencapai Rp2,5 triliun untuk meluncurkan satelit sendiri maka potensi penghematan uang untuk biaya komunikasi dapat ditekan hingga 18 tahun sejak diluncurkannya satelit.
“Usia satelit bisa 15 tahun sampai 18 tahun, bisa dibayangkan berapa besar yang akan kami hemat.”
Meski begitu dia mengaku masih menunggu keputusan pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika terkait dengan perizinan satelit. Namun dia menegaskan uang US$250 juta sudah dianggarkan untuk mewujudkan rencana itu.
Selama ini BRI menyewa sekitar 22 transponder dari tujuh operator antara lain Telkom, Indosat, Patrakom dan Lintasarta. Sofyan mengatakan dari sebanyak tujuh operator yang bekerja sama dengan BRI hanya tiga yang memiliki satelit sendiri.
Transponder itu digunakan untuk menunjang komunikasi sebanyak 9.800 kantor cabang dan 11.000 ATM serta titik komunikasi lain di luar ruangan.
“Kalau kami sewa terus servis semakin turun, komunikasi ATM tidak boleh terhambat, teknologi itu sekarang jadi jantung bank,” kata Sofyan.