Bisnis.com, JAKARTA-- Besaran margin bunga bersih (nett interest margin/NIM) perbankan dinilai terlalu tinggi dan dibebankan kepada nasabah melalui bunga pinjaman. Idealnya, NIM perbankan berkisar pada angka 3%.
Ahmad Erani Yustika, ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef), menilai perbankan sebaiknya mengurangi margin keuntungan dengan cara menurunkan suku bunga kredit guna memperluas akses kredit terutama kepada kelompok pengusaha kecil dan menengah.
Statistik Perbankan Indonesia (SPI) mencatatkan margin bunga bersih (nett interest margin/NIM) bank umum pada November 2013 sebesar 4,88%, menurun dibandingkan dengan NIM pada awal 2013 sebesar 5,53%.
“Idealnya NIM sekitar 3% saja,” katanya kepada Bisnis, Selasa (11/2/2014).
NIM yang tinggi berdampak pada tingginya bunga pinjaman yang ditanggung nasabah. Padahal, hingga saat ini, tingginya bunga pinjaman dinilai masih menjadi masalah utama bagi dunia usaha, selain persyaratan pengajuan kredit yang dinilai masih rumit.
Berdasarkan data hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU) yang dirilis oleh Bank Indonesia beberapa waktu lalu, 17,78% responden yang merupakan pelaku usaha menilai akses kredit perbankan masih sulit. Sebagian besar responden yakni 61,67% responden menilai normal, dan sisanya 20,56% responden menilai mudah.
