Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kucuran Kredit Valas Ditahan, Ini Alasan Beberapa Bank

Demi menjaga likuiditas valuta asing atau memilih mengucurkan kredit secara terseleksi menjadi alasan sejumlah bank berhati-hati dalam penyaluran kredit mata uang asingnya.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah bank mengaku masih berhati-hati menyalurkan kredit dalam bentuk valuta asing atau valas di tengah momen penguatan nilai tukar rupiah dalam 3 pekan terakhir.

Demi menjaga likuiditas valuta asing atau memilih mengucurkan kredit secara terseleksi menjadi alasan sejumlah bank berhati-hati dalam penyaluran kredit mata uang asingnya.

Managing Director Treasury Financial Institution and Special Asset Management PT Bank Mandiri Tbk Royke Tumilaar mengatakan pihaknya cukup selektif dalam menyalurkan kredit mata uang asing.

“Kalau dampak penguatan rupiah ke kredit sebenarnya enggak sih, pengaruh hanya di balance sheet saja,” kata Royke di Jakarta, Rabu (26/2/2014).

Dia menegaskan, Bank Mandiri memiliki kriteria cukup ketat dalam penyaluran kredit valas.

Menurutnya debitur harus memiliki income dalam bentuk dolar sebelum mendapatkan kucuran dana.

Penyaluran kredit valas oleh Bank Mandiri sampai saat ini tercatat mencapai US$6 miliar.

“Likuditas kami cukup kuat, kami ada US$2 miliar tapi bukan berarti akan ekspansi besar-besaran, kami hanya jaga likuiditas,” katanya.

Dia meyakini penguatan rupiah berpotensi terjadi sampai akhir tahun apalagi jika situasi politik cukup baik.

Hal itu dilandasi fundamental ekonomi Indonesia yang semakin membaik.

Royke mengatakan dalam situasi seperti saat ini banyak pengusaha yang cenderung menunggu perkembangan. Akibatnya ekspansi pun tidak terlalu agresif.

Pihaknya lebih memilih menyalurkan kredit rupiah di segmen ritel, usaha kecil menengah dan consumer.

Mereka hanya memproyeksikan pertumbuhan kredit valas tahun ini berada di kisaran 10% dibandingkan tahun lalu.

Pada 2013 Bank Mandiri mencetak laba bersih sebesar Rp18,2 triliun atau tumbuh 17,4% dari periode yang sama 2012.

Peningkatan laba tersebut ditopang oleh penyaluran kredit ke sektor produktif.

Sepanjang tahun lalu penyaluran kredit ke sektor ini mencapai Rp360,4 triliun.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya sengaja membatasi penyaluran kredit dalam mata uang asing hanya pada kisaran US$1,4 miliar-US$1,8 miliar per tahun meskipun permintaan terus meningkat.

"Kredit valas mengandung banyak risiko. Sejak krisis 1997-1998 sengaja kita batasi," katanya.

Menurut Jahja, pada tahun ini BCA akan terus berupaya mendorong penyaluran kredit dalam mata uang Rupiah.

BCA menetapkan strategi konservatif pada tahun ini dengan target pertumbuhan sebesar 13% .

Namun dia tidak menampik masih terbuka kemungkinan revisi target penyaluran kredit pada semester kedua tahun ini dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian dan stabilitas politik.

Kehati-hatian dalam penyaluran kredit valas juga dilakukan PT Bank Danamon Tbk. Direktur Keuangan Bank Danamon Vera Eve Lim mengatakan pihaknya cukup selektif dalam menyalurakan kredit mata uang asing.

“Saat ini lebih diarahkan ke perdagangan, tapi sifatnya jangka pendek,” katanya.

Berdasarkan laporan keuangan 2013 diketahui penyaluran kredit dalam mata uang asing oleh Bank Danamon mencapai Rp105 triliun.

Jumlah itu lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp93 triliun.

Pinjaman tersebut diberikan dalam mata dolar AS, dolar Singapura dan Euro.

Penyaluran kredit oleh Bank Danamon pada 2013 mencapai Rp135,3 triliun, naik 18% dari periode yang sama 2012 yang tercatat sebesar Rp116,3 triliun.

Adapun dana pihak ketiga (DPK) yag berhasil dihimpun mencapai Rp139,8 triliun atau naik 21% dari 2012 yang tercatat sebesar Rp115,9 triliun.

Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia nilai tukar rupiah terhadap dolar pada 24 Februari sebesar Rp11.728, menguat menjadi Rp11.620 pada 25 Februari dan melemah lagi menjadi Rp11.669 pada 26 Februari. (Farodlilah Muqoddam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Galih Kurniawan
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper