Bisnis.com, JAKARTA--Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau Indonesia Eximbank membukukan lonjakan laba bersih sebesar 40,3% dari sebelumnya Rp585,6 miliar menjadi Rp821,6 miliar pada periode 2013.
I Made Gde Erata, Dewan Direktur merangkap Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank, menuturkan lonjakan laba bersih pada periode 2013 akibat adanya penguatan nilai tukar dolar terhadap rupiah.
Tahun lalu, rupiah menyentuh level Rp12.000 per dolar AS.
"Kami mendapatkan keuntungan lebih besar, hampir 50% pinjaman kami berbentuk dolar AS, bunganya dolar juga," katanya saat pemaparan kinerja keuangan audited, Rabu (5/3/2014).
Lonjakan laba juga terjadi akibat rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang terus turun. Akhir Desember 2013, Nett NPL tercatat 1,09% dari periode sebelumnya mencapai 2,11%.
Dengan tingkat NPL yang semakin turun, cadangan CKPN semakin turun dan menyebabkan laba meningkat.
Biaya operasional, sambungnya, hingga akhir Desember 2013 juga tercatat terus mengecil. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) tercatat sebesar 67,59% dari sebelumnya 68,76%.
"BOPO kami semakin kecil, jadi biaya operasional semakin kecil, laba semakin besar," paparnya.
Capaian tersebut menjadi prestasi laba tertinggi sepanjang sejarah sejak 31 Agustus 2009 sebesar Rp92,3 miliar.
Namun demikian, lojakan laba tertinggi terjadi pada 2011 mencapai 135,45% dari Rp195,6 miliar menjadi Rp460,6 miliar.
