Bisnis.com, SURABAYA -- PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia menargetkan perolehan premi 2014 di Jawa Timur bisa tumbuh 20%-25% seiring rencana sosialisasi produk pensiun terhadap nasabah.
Berdasarkan hasil survey kuartal IV/2013 Manulife Investor Sentiment Index (MISI) menunjukkan bahwa persiapan masa pensiun belum menjadi prioritas keuangan bagi masyarakat di Indonesia.
Untuk mengubah pola pikir masyarakat terhadap pentingnya dana pensiun, Manulife Jawa Timur berencana melakukan sosialisasi setiap 2 bulan sekali.
"Produk pensiun selama ini tidak terlalu banyak berkontribusi, tetapi melalui sosialisasi tersebut diharapkan pertumbuhan premi dari berbagai produk bisa lebih baik dari tahun lalu yakni Rp499 miliar yang masih dalam audit," kata Titus Kurniawan Lukito, Agency Director Manulife Indonesia Jawa Timur, dalam Media Gathering, di Surabaya, Rabu (2/4/2014).
Head Corporate Communication Manulife Felicia Gunawan menjelaskan bahwa Manulife pada 2013 melakukan survey pasar untuk mengukur dan melacak pandangan investor di 7 negara di kawasan Asia.
MISI telah digelar sebanyak 4 kali di 3 kota besar di Indonesia yakni Jakarta, Surabaya dan Medan.
"Survey dilakukan terhadap 500 investor yakni sekitar 200 investor di antaranya dari Jakarta, dan sisanya adalah Surabaya dan Medan," ujar Felicia.
Secara rinci, hasil survey kuartal IV/2013 MISI tersebut menunjukkan bahwa 35% prioritas keuangan investor adalah untuk biaya pendidikan anak, 20% untuk memulai bisnis sendiri, dan 14% untuk masa pensiun.
Sementara berdasarkan kategori pilihan investasi yang diminati masyarakat saat ini adalah 70% bermain saham, dan 21,4% reksadana.
"Selain itu ada yang memilih properti dan rumah karena dinilai memberikan keuntungan yang lebih tinggi daripada investasi lainnya," kata Felicia.
Meski investasi untuk pesiun masih rendah, lanjut Felicia, dalam survey menunjukan bahwa para investor memiliki pandangan yang lebih realistis mengenai perlunya bekerja selama masa pensiun. Sekitar 75% investor Indonesia berpikiran untuk terus bekerja hingga usia 68 tahun.
Sebagian besar dari mereka memandang bahwa bekerja setelah pensiun adalah cara yang baik untuk tidak menyusahkan keluarga, menghabiskan waktu dan akan membantu otak serta tubuh tetap sehat.
Merry Tanhart, Agency Director Surabaya Lotus, menambahkan bahwa ternyata dana tunai juga masih lebih disukai oleh masyarakat.
Namun,lanjutnya, sebenarnya investor perlu mengubah pola pikir, karena dengan laju inflasi yang tinggi di Indonesia, tabungan uang tunai bisa habis dalam waktu singkat.
"Kecenderungan menyimpan dana tunai akan membuat investor merugi karena nilai tabungan akan tergerus inflasi," ujarnya.