Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. berhasil membukukan laba bersih senilai Rp334,11 miliar pada kuartal I/2014.
Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, laba emiten berkode BBJB mengalami perlambatan, karena pada tahun sebelumnya di periode yang sama perseroan berhasil membukukan laba Rp369,66 miliar.
Perlambatan pertumbuhan laba disebabkan turunnya margin bunga bersih (net interest margin/NIM) perseroan dari posisi 8,16% menjadi 6,77%. Selain itu, BJB juga mencatatkan return on asset (ROA) yang menurun tipis dari posisi 2,99% menjadi 2,36%.
Dalam laporan keuangan yang diterima Bisnis, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) net juga mengalami peningkatan menjadi 1,26% pada kuartal I/2014 dari posisi 0,65%.
Hingga Maret 2014, total penyaluran kredit BJB mencapai Rp45,29 triliun (only bank). Sementara itu, total dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun menjadi Rp57,91 triliun. Adapun rasio pembiayaan terhadap pendanaan (loan to deposit ratio/LDR) perseroan bertengger di posisi 78,18%, dari posisi 83,24%.
Adapun komposisi DPK perseroan yakni giro senilai Rp16,56 triliun, tabungan senilai Rp8,87 triliun dan simpanan berjangka Rp32,48 triliun.
Komposisi pemegang saham bank bermodal inti Rp5,43 triliun ini terdiri dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat 38,26%, Pemerintah Provinsi Banten 5,37%, Pemerintah Kabupaten dan Kota se-Jawa Barat 23,61%, Kabupaten dan Kota se-Banten senilai 7,76% dan masyarakat senilai 25%.
Selain itu, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BJB hingga Maret 2014 mencapai 16,15% dan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) mencapai 79,6%.