Bisnis.com, JAKARTA- Direktur Utama Bank Mandiri Budi G. Sadikin menjelaskan soal pemblokiran atas ribuan rekening nasabah bank pelat merah itu lewat akun Twitter @BudiGSadikin pada Rabu (14/5/2014) dini hari.
Budi mengatakan sebelum pemblokiran pihaknya menerima informasi dari bank swasta besar bahwa kartu ATM nasabah mereka di-skim dan ditarik dari Kanada pada Jumat malam. "@unilubis @ndorokakung Hari Sabtu kita run Advance Tx Analytics Tool ke seluruh nasabah kita. Teridentifikasi 1,214 nsb kita yang mungkin kena," tulisnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, bank milik pemerintah itu memilih proaktif memblokir rekening nasabahnya sendiri dan meminta mereka mengganti kartu baru tanpa dikenakan biaya.
Pada Minggu pihak Mandiri melakukan analisis lebih dalam untuk menemukan 'common point of compromise' di mana kartu kredit di-skim atau dikopi datanya. Hasilnya, ditemukan 6 ATM yang kemungkinan besar dipasangi skimmer untuk merekam data kartu nasabah bank Mandiri. "Kita check ada >10,000 nsb yg pernah tx [tarik] di ATM tsb."
Menurut Budi, belum tentu semua ATM nasabah itu terkena skim. Namun, pihaknya mengambil langkah yang konservatif lebih dahulu.
Hingga saat ini sekitar 100 nasabah dengan volume dana tersimpan ratusan juta yang sudah mengonfirmasi telah diskim dan telah mengajukan komplain ke Bank Mandiri.
Budi mengakui bahwa cara Bank Mandiri memberitahu nasabah dengan mengirimkan notifikasi melalui pesan singkat atau SMS dan proses penanganan ganti kartu di cabang kurang sempurna. "Atas nama Mandiri, saya mohon maaf ke nsb Mandiri yg terkena, kalau niat kita melindungi nsb eksekusinya kurang baik," kata Budi.
Untuk nasabah yang terkena skim bisa menghubungi @mandiricare @basuvito guna penanganan lebih lanjut. Menurut Budi, dia sendiri yang akan memonitor penanganan klaim harian.
Budi mengaku rela ngetwit dini hari demi menjaga loyalitas nasabah yang sudah mencapai 14 juta. "Kalau nggak nanti lari ke toko sebelah."