Bisnis.com, JAKARTA - Pinjaman antarbank oleh kalangan perbankan yang masuk dalam kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 1 diprediksi akan mengalami peningkatan yang paling tinggi dibandingkan dengan lainnya.
Ekonom The Indonesian Economic Intelligence Sunarsip mengatakan saat ini bank BUKU 1 atau dengan modal inti di bawah Rp1 triliun sangat sulit mengumpulkan dana murah.
“Ruang gerak bank BUKU 1 semakin kecil karena likuiditas industri perbankan yang semakin ketat dan kalah bersaing dengan bank-bank besar,” tuturnya kepada Bisnis.com, Minggu (1/6/2014).
Menurutnya, bank-bank yang masuk dalam kategori BUKU 1 tersebut tak hanya kesulitan dalam mengumpulkan dana masyarakat, tapi juga dalam menyalurkan kredit.
Dia menjelaskan umumnya bank BUKU 1 banyak menyalurkan kredit ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Namun, peraturan Bank Indonesia yang mengarahkan kalangan perbankan untuk menyalurkan kredit ke sektor tersebut membuat ruang gerak bank BUKU 1 di sektor UMKM kian sempit.
Adapun, arahan Bank Indonesia (BI) tersebut tertuang dalam Peraturan BI No. 14/22/PBI/2012 tanggal 21 Desember 2012 tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan dan Bantuan Teknis dalam Rangka Pengembangan UMKM. Dalam peraturan tersebut, pelaku di industri perbankan diminta menyalurkan kredit ke sektor UMKM dengan porsi minimal 20%.
Sunarsip menyarankan bank-bank BUKU 1 perlu menata kembali portofolio mereka. Menurutnya, bank-bank ini perlu fokus untuk masuk ke sektor yang memiliki risiko rendah saja. Apalagi mengingat ruang gerak mereka dalam mengumpulkan dana dari masyarakat semakin sempit.