Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI PERBANKAN: Rasio Keuntungan Mulai Menyusut

Meski rasio-rasio utama industri perbankan mencatatkan penurunan, akan tetapi kondisi tersebut masih mendukung proses moderasi pertumbuhan ekonomi.

Bisnis.com, JAKARTA—Meski rasio-rasio utama industri perbankan mencatatkan penurunan, akan tetapi kondisi tersebut masih mendukung proses moderasi pertumbuhan ekonomi.

Dalam Tinjauan Kebijakan Moneter yang dilansir oleh Bank Indonesia (BI), pertumbuhan kian melambat, tumbuh 19% menjadi Rp3.361 triliun hingga April 2014, padahal pada tahun sebelumnya kredit industri perbankan tumbuh hingga 21,9%.

Pertumbuhan kredit kian melambat, tetapi dari sisi kualitas rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) mengalami peningkatan menjadi 2,05%.

Kendati begitu, BI menilai risiko kredit perbankan masih terjaga dan terkendali.

Ekonom PT Bank Internasional Indonesia Tbk Juniman mengatakan perlambatan kredit masih sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat pada kuartal I/2014 menjadi 5,2% dan diprediksikan sekitar 5,3% pada kuartal selanjutnya.

Menurutnya, kredit yang melambat serta naiknya NPL industri perbankan, cenderung dipicu oleh penaikan suku bunga acuan BI (BI Rate) yang kini berada di posisi 7,5%.

“Saat cost of fund bank naik, maka bunga kredit naik sehingga hal itu membuat kemampuan membayar kian menurun,” ungkapnya, Selasa (17/6/2014).

Menurutnya, berkurangnya kemampuan membayar nasabah korporasi menjadi pemicu peningkatan NPL.

Di sisi lain, pihak korporasi juga dibenani dengan meningkatnya biaya produksi, komponen material serta kenaikan upah minimum provinsi (UMP).

Hingga April 2014, total dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun mencapai Rp 3.694 triliun, tumbuh 11,97% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun rasio pembiayaan terhadap pendanaan (loan to deposit ratio/LDR) menjadi 90,98%.

Bila dibandingkan dengan Maret 2014, LDR perbankan mencatatkan penurunan dari 91,4%, akan secara year on year, LDR industri perbankan naik hingga 5,38%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper