Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UANG ELEKTRONIK: Mari Saling Berbagi Kue Keuntungan

“Mari kita berbagi kue, apalagi kalau efisiensi bisa dilakukan dengan mengurangi ego bisnis.” Adalah kalimat yang diungkapkan Rosmaya Hadi, Direktur Eksekutif Departemen Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia dalam sambutan sinergi tiga bank badan usaha milik negara (BUMN) dengan PT KAI Commuter Jabodetabek.
 Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--“Mari kita berbagi kue, apalagi kalau efisiensi bisa dilakukan dengan mengurangi ego bisnis.” Adalah kalimat yang diungkapkan Rosmaya Hadi, Direktur Eksekutif Departemen Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia dalam sambutan sinergi tiga bank badan usaha milik negara (BUMN) dengan PT KAI Commuter Jabodetabek.

Yakni PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Negara Indonesia Tbk masing-masing dengan produk uang eletroniknya yakni e-money, Brizzi dan Tap Cash.

Tiap-tiap direksi tak mau ketinggalan, sambil semringah memegang produk e-money dengan tangan kanannya. Lalu mengarahkan ke juru foto.

Sinergi tersebut dilakukan untuk pembayaran tiket Kereta Commuterline Jabodetabek. Namun, untuk mewujudkan sinergi ini ternyata telah melewati proses panjang. Direktur PT KAI Commuter Jabodetabek Tri Handoyo mengakui sempat pesimistis kala berbincang dengan puncak pemimpin tertinggi bank berpita emas.

Namun, jika dlihat dari sisi teknologi yang memiliki standar yang terbilang baik, ternyata bank-bank BUMN mematahkan pesimistis Tri.

“Indonesia lebih hebat! Banyak kartu untuk banyak transaksi, sedangkan di Jepang dan Singapura hanya satu kartu untuk banyak transaksi,” ungkap Tri.

Seperti Suica yang terkenal di Jepang, Octopus card di Hong Kong dan uang elektronik Singapura yang bisa digunakan dalam pembayaran tiket kereta, bus dan outlet-outlet. Sayangnya, untuk melakukan top up (mengisi ulang) infrastruktur Indonesia masih belum secanggih negara-negara lain.

SEVP Transaction Banking Bank Mandiri, Rico Usthavia Frans mengatakan aktivitas top up masih belum dilakukan maksimal, sejauh ini pengguna uang eletronik hanya melakukan top up di anjungan tunai mandiri (ATM).

“Hal itu kurang efektif, seharusnya top up dilakukan di sekitar lokasi transaksi,” katanya.

Sementara itu itu, Tri sangat bersyukur dengan sinergi meski masih banyak pembenahan infrastruktur yang akan dilakukan. Setidaknya, pengguna transportasi umum bisa merasakan kemudahan dan meraih kecepatan dengan bertransaksi melalui uang elektronik.

Hingga Mei 2014, terdapat 640.000 pengguna jasa kereta di Jabodetabek, terdiri dari 60% menggunakan kartu Multi Trip dan 40% menggunakan tiket harian berjamin. Sedangkan pada 2018, KCJ menargetkan transaksi harian bisa mencapai 1,2 juta transaksi setiap harinya.

“Silahkan untuk yang 40% ini bank-bank berbagi kue,” ungkap Tri."Tenang saja. KCJ enggak usah ngurusin uang. Cukup duduk dan terima uang saja. Untuk ngurus uang, serahkan sama bank,” balas General Manager Electronic Banking Division BRI Imam Subowo sambil tersenyum.

Imam menjanjikan akan memberikan kemudahan kepada pengguna uang eletronik. Caranya, masyarakat bisa melakukan top up di bank manapun. Menurutnya, bersinergi dengan bank-bank lain bisa meringankan biaya operasional bank.

Tak mau ketinggalan, BRI menargetkan untuk meraup sepertiga dari pangsa pasar pengguna KRL guna menggenjot pertumbuhan Brizzi. Target tersebut sama seperti dua bank BUMN lainnya.

Di sisi lain, Imam mengungkapkan jumlah transaksi uang elektronik perseroan mencapai telah 1,8 juta transaksi dalam 6 bulan tahun ini.

SINERGI

Sementara itu, GM Product Management Division Consumer Retail Banking BNI Dodit Wiweko Probojakti mengharapkan agar sinergi Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) tak hanya dalam KCJ, tetapi dalam layanan jalan tol juga bisa terjadi.

Namun, untuk memulai proses kerja sama dengan Bank Mandiri yang terkenal menjadi penguasa jalan tol tidaklah mudah. “Saya tahu proses membuka jalan tol itu agak lama.”

Adapun kerja sama PT Jasamarga Bali Tol dengan Himbara akan dibuka pada kuartal III/2014. Selain di Bali, Dodit pun mengharapkan perseroan juga bisa masuk ke jalan tol lain dalam pelayanan uang elektronik.

Hingga Mei 2014, pertumbuhan transaksi uang elektronik BNI tergolong tinggi, yakni 95%, meski jumlah kartu beredar belum sampai 500.000 keping.

Dia mengatakan pertumbuhan kartu sempat terkendala karena perseroan tahun sebelumnya melakukan migrasi dan meningkatkan keamanan dan kini BNI telah sangat siap dengan Tap Cash.

Penggerak e-money berada di sektor transportasi. Rosmaya mengungkapkan makna penggunaan uang elektronik adalah transaksi dengan nominal kecil-kecil dan dilakukan berkali-kali.

Selain itu, Bank Indonesia tengah merencanakan agar kerja sama dan saling koneksi (interoperability) bisa masuk ke segmen-segmen lain. Rosmaya menekankan kepada bank-bank yang menjadi penyelenggara e-money, agar tak ada lagi eksklusivisme. “Mudahkan masyarakat. Hilangkan ego, berbagi kuelah.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper