Bisnis.com, JAKARTA -- Rata-rata orang Indonesia tidak menyadari bahwa tabungan untuk masa pensiunnya ternyata masih tidak cukup untuk membiayai durasi masa pensiun dirinya dan pasangan.
Hal itu terungkap dalam riset terbaru Manulife Asset Management bertajuk live long and prosper? Retirement and longevity risk (Panjang umur dan sejahtera? Pensiun dan risiko umur panjang) yang dipaparkan di Jakarta, Rabu (25/6/2014).
Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Legowo Kusumonegoro mengatakan banyak pasangan menikah di Indonesia yang masih tidak sadar bahwa usia mereka cenderung lebih panjang dari ‘umur’ tabungannya.
Artinya, ada risiko di mana seorang pensiunan akan kehabisan simpanan dana pensiunnya karena umurnya yang semakin panjang.
Legowo mengatakan semakin panjang umur seseorang juga didukung oleh ekonomi yang lebih baik, yang menjadikan usia harapan hidup yang semakin baik.
“Hasil survei Manulife menyebutkan rata-rata orang Indonesia menganggap tabungan pensiun itu cukup 16,1 tahun. Padahal berdasarkan riset kami, seharusnya tabungan pensiun yang disiapkan itu untuk 25,8 tahun,” ujarnya.
Artinya, jika rata-rata usia pensiun di Indonesia adalah usia 55 tahun, dia harus mempersiapkan tabungan untuk masa pensiunnya hingga 25,8 tahun ke depan, atau hingga usia 80,8 tahun.
Legowo mengatakan setiap orang memiliki kemungkinan 50% untuk hidup lebih lama dari perkiraan waktu rata-rata.
Riset ini menunjukkan bahwa pasangan menikah di Indonesia dapat mengurangi risiko kehabisan simpanan dana pensiun karena berumur panjang.
Caranya adalah dengan menunda pensiun atau memperhitungkan penambahan 6 - 11 tahun dalam perencanaan pensiun mereka (yang rata-rata 25,8 tahun tadi).
“Saya rasa pemerintah sudah mengantisipasi ini. Di UU 5/2014, usia pensiun PNS sudah dinaikkan dari 55 tahun jadi 58 tahun. Tapi di Indonesia secara umum usia pensiun itu minimum 55 tahun, masih relatif rendah dari negara-negara lain [yang rata-rata 60 tahun],” ujarnya.