Bisnis.com, JAKARTA-- PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) menyambut baik relaksasi aturan transaksi valas oleh Bank Indonesia sebab hal itu akan mendorong volume transaksi menjadi lebih tinggi.
Direktur BCA Anthony B. Elam mengatakan manajemen telah mempelajari aturan baru tersebut dan mempersiapkan infrastruktur serta SDM untuk menangani bisnis valas yang diprediksi akan meningkat pesat pada tahun depan.
“Kami sudah siap untuk swap, sudah kasih ke bagian treasury agar bersiap untuk tahun depan,” katanya, Kamis (18/9/2014).
Selain mengincar fee based income dari setiap transaksi yang dilakukan, BCA juga membidik pendapatan dari perdagangan valas.
Anthony enggan menyebutkan volume dan nilai transaksi perdagangan valas di BCA. Dia hanya mengatakan bahwa saat ini transaksi valas masih tergolong kecil.
BI merilis aturan baru untuk merelaksasi pelaksanaan transaksi valas terkait netting dan underlying. Khusus untuk transaksi valas terhadap rupiah antarbank, bank tidak wajib menyediakan underlying, namun wajib menatausahakan dokumen underlying transaksi dan pendukung.
Relaksasi aturan tersebut dilakukan untuk memicu kenaikan transaksi valas yang saat ini masih berkisar US$5 miliar perhari, jauh lebih rendah dibandingkan dengan transaksi di Malaysia dan Thailand yang telah menyentuh rata-rata US$ 11,05 miliar dan US$12,78 miliar perhari.