Bisnis.com, JAKARTA—Eximbank atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menargetkan total aset mencapai Rp72 triliun sampai akhir tahun ini.
Direktur Eksekutif Eximbank Ngalim Sawega mengatakan pihaknya optimistis mampu mencapai target tersebut, mengingat sampai akhir 2014, Eximbank membukukan aset senilai Rp60 triliun.
“Kami yakin pembiayaan akan tumbuh sekitar 20% tahun ini dibandingkan tahun lalu,” ujarnya seperti dikutip dari Harian Bisnis Indonesia, Rabu (7/1/2015).
Dari segi nilai pembiayaan, sampai Desember nanti pihaknya menargetkan total pembiayaan senilai Rp65 triliun. Optimistisme tersebut, sambung Ngalim, juga didasari oleh costumer based yang jelas, pengalaman di bidang pembiayaan ekspor, dan potensi pasar yang cukup besar.
Menurut Ngalim, kinerja ekspor tahun ini akan membaik meski sejumlah tantangan harus dihadapi. Setidaknya, ada tiga hal yang melandasi optimismenya. Pertama, sejumlah agenda reformasi pemerintah di sektor perdagangan dan industri diharapkan dapat mendorong ekspor Indonesia beralih dari komoditi mentah ke produk ekspor bernilai tambah. Dengan begitu, lanjutnya nilai jual produk akan lebih baik.
Kedua, agenda pembangunan di sektor infrastruktur seperti jalan, pelabuhan dan bandara diharapkan dapat mengurangi biaya logistik di dalam negeri sehingga biaya produksi barang-barang Indonesia dapat ditekan. Sehingga harga jual barang ekspor akan lebih kompetitif.
Ketiga, penetrasi ke negara non-tradisional juga terus dilakukan namun tentunya tidak melupakan ekspor ke negara tradisional dengan jenis komoditas atau barang ekspor yang lebih beragam.
Saat ini, Eximbank menjalankan bisnis pembiayaan, fasilitas penjaminan, dan asuransi. Ngalim memaparkan, di tengah kondisi ekonomi yang sulit, penyaluran fasilitas penjaminan dan asuransi bagi eksportir semakin dibutuhkan.
“Pertumbuhan kedua fasilitas ini diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan fasilitas pembiayaan,” katanya.
Indonesia Eximbank memberikan asuransi dalam bentuk asuransi atas risiko kegagalan ekspor, risiko kegagalan bayar, investasi yang dilakukan oleh perusahaan Indonesia di luar negeri, dan risiko politik di suatu negara yang menjadi tujuan ekspor.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Indonesia Eximbank menggaet perusahaan asuransi untuk menyediakan fasilitas asuransi gagal ekspor dalam bentuk asuransi pengangkutan barang (marine cargo insurance).