Bisnis.com, JAKARTA— Pihak yang terkena dampak akibat guncangan nilai tukar Swiss terus bertambah, sedangkan satu perusahaan pialang online AS menyatakan utang dari kilennya yang menumpuk memaksanya untuk tidak mematuhi aturan keuangan.
Sementara itu, pialang lainnya asal Selandia baru terpaksa menutup usahanya akibat kebijakan bank sentral Swiss (Swiss National Bank/SNB) melepas proteksi nilai tukarnya dari euro. Akibat langkah itu pasar keuangan global segera bergejolak.
FXCM Inc., sebuah perusahaan yang bergerak di bidang layanan dan perdagangan nilai tukar asing lewat Internet, menyatakan bahwa kliennya mengalami kerugian dalam jumlah besar. Global Brokers NZ Ltd. menyatakan bahwa perushaannya terpaksa gulung tikar akibat dari kebijakan tersebut.
“Akibat guncangan tak terduga atas nilai tukar euro dan franc sebagaimana diumumkan pagi ini para klien mengalami kerugian yang cukup besar, menurut pernyataan FXCM sebagaimana dikutuiiop Bloomberg, Jumat (16/1/2015).
Menurut perusahaan itu, kebijakan itu menimbulkan neraca ekuitas negatif sehingga membuat FXCM menanggung utang senilai US$225 juta.
Sejumlah perusahaan pialang di London yang memiliki klien Deutsche Bank AG, UBS Group AG dan Goldman Sachs Group Inc. terpaksa bekerja keras untuk melayani pesanan ketika SNB mengumumkan keputusan itu Zurich.
Nilai franc melejit hingga 41% atas euro atau sebuah rekor tertnggi. Nilai tukar negara yang selama ini sering dijadikan tempat memarkir uang yang aman itu juga menguat hingga 15% atas lebih dari 150 nilai tukar lainnya.