Bisnis.com, JAKARTA--PT Bank Rakyat Indonesia Tbk optimistis laba bersih yang diraih perseroan tahun ini meningkat dari laba bersih tahun lalu.
Direktur Keuangan BRI Achmad Baiquni mengatakan pihaknya menargetkan pertumbuhan laba sebesar 15% pada tahun ini. Laba bersih sepanjang 2014 BRI tercatat senilai Rp24,20 triliun atau tumbuh 14,35% dari laba 2013 senilai Rp21,16 triliun.
"Untuk aset, kita perkirakan naik 10% hingga 12%," ucapnya seusai paparan kinerja keuangan BRI 2014 di Jakarta, Senin (26/1/2015).
Dari sisi aset, perseroan tidak berani menargetkan pertumbuhan terlalu tinggi karena pertumbuhan ekonomi juga dipatok tidak terlalu tinggi. Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% hingga 5,4% tahun ini.
Aset BRI mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan pada 2014 sebesar 28,35% atau tumbuh dari Rp606,37 triiun pada 2013 menjadi Rp778,02 trilium pada akhir tahun lalu.
Pelaksana Direktur Utama BRI Asmawi Syam menjelaskan perseroan yakin pertumbuhan laba dapat meningkat dengan didukung penambahan sumber daya manusia, jaringan kerja konvensional dan elektronik.
Pada 2013, bank pelat merah ini memiliki jaringan kerja konvensional sebanyak 9.800 unit dan bertambah menjadi 10.396 unit pada 2014. Selain itu, jumlah SDM juga meningkat dari 112.000 pegawai menjadi 127.000 pegawai.
E-channel juga bertambah. Electronic data capture bertambah 45.268 unit menjadi 131.2014 unit serta automatic teller machine juga bertambah 2.500 menjadi 20.792 unit.
"Ini yang membuat kita yakin, mesin penggerak kita bertambah," ujarnya.
Tahun ini, emiten berkode BBRI tersebut menargetkan penambahan agen BRILink hingga 50.000 agen pada akhir tahun. Direktur Bisnis UMKM BRI Djarot Kusumayakti menuturkan perseroan menargetkan 25 hingga 50 nasabah baru tiap agen.
"Jadi, selama 2015 kami harapkan ada 1,25 juta hingga 2,5 juta debitur baru," katanya.
Djarot mengatakan, BRILink diluncurkan untuk mengimplementasikan Layanan Keuangan Digital (LKD) yang izinnya dikeluarkan Bank Indonesia. Agen BRILink yang sudah ada saat ini juga akan dijadikan agen dalam program Laku Pandai atau branchless banking yang izinnya dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Kami targetkan izin Laku Pandai keluar bulan ini," ujar Djarot.