Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa bank umum memproyeksikan net interest margin tahun ini tidak akan mengalami pertumbuhan yang signifikan kendati Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan memprediksi pertumbuhan kredit industri perbankan lebih baik dari tahun lalu.
PT Bank Danamon Tbk. memproyeksikan margin bunga bersih pada tahun ini tidak banyak berbeda dari tahun lalu. Direktur Keuangan Bank Danamon Vera Eve Lim mengatakan NIM perseroan mulai stabil sejak semester II tahun lalu.
“NIM akhir tahun kami 8,4% , tapi belum dikurangi risiko bisnis sebesar 2,8%. Kalau dikurangi ya sekitar 5,6% lah, enggak tinggi-tinggi banget. Ke depan akan stabil,” ucapnya seusai paparan kinerja keuangan Bank Danamon, Kamis (29/1/2015).
NIM pada akhir tahun lalu menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar 9,6% tetapi ini belum dikurangi risiko bisnis. Vera menjelaskan penurunan ini disebabkan meningkatnya biaya dana atau cost of fund perseroan.
“Cost of fund sebelumnya [2013] 5,2% , tahun ini 6,4%. Naik 1,2% dalam setahun, itu lumayan,” lanjut Vera.
Untuk pertumbuhan kredit, emiten berkode saham BDMN ini mencatatkan penyaluran kredit senilai Rp139 triliun per Desember 2014 atau hanya tumbuh sebesar 2,96% dibandingkan realisasi penyaluran kredit tahun sebelumnya yang senilai Rp135 triliun.
“Tahun ini semoga pertumbuhan kredit kami mampu di range yang ditentukan BI dan OJK,” katanya.
PT Bank Mandiri Tbk (Persero) memproyeksikan NIM tahun ini akan sama dengan besaran tahun lalu. Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Pahala N. Mansury mengatakan margin bunga bersih bank dengan lambang pita kuning ini dijaga pada 5,8%. “Sama dengan tahun lalu, yaitu 5,8%,” katanya.
Sebelumnya, Pahala mengatakan menurut perhitungan tanpa suntikan dana dari rights issue, pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) perseroan akan tumbuh masing-masing sebesar 17% dan 13%.Tahun ini Bank Mandiri fokus membidik segmen kredit mikro dan infrastruktur.
Adapun, data dari website resmi perseroan, hingga September 2014, BMRI mencatatkan penyaluran kredit ke sektor UMKM mencapai Rp32,7 triliun atau tumbuh 31,4% secara year on year (y-o-y) dari Rp24,89 triliun.
Pertumbuhan tersebut memang berada jauh di atas peningkatan kredit lainnya. Tercatat, business banking danconsumer finance perseroan hanya mencatatkan pertumbuhan masing-masing 18% dan 13,1% y-o-y per September 2014.