Bisnis.com, JAKARTA—Kendati sejumlah pelaku multifinance optimistis pembiayaan kendaraan bermotor bekas masih prospektif tahun ini, tetapi kenyataannya tidak banyak perusahaan pembiayaan yang fokus menggarap segmen ini.
Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per September tahun lalu, jumlah perusahaan pembiayaan mencapai 202. Dari jumlah tersebut, tidak banyak multifinance yang membidik kendaraan bermotor bekas.
Sebut saja, beberapa perusahaan antara lain PT Reksa Finance, PT Bima Multi Finance, PT Bentara Sinergies Finance (BESS Finance), dan PT Verena Multi Finance yang memang fokus membiayai kendaraan bermotor bekas yaitu sepeda motor dan mobil.
Perusahaan pembiayaan yang memiliki bisnis kendaraan bermotor lainnya, misalnya PT Adira Dinamika Multifinance (Adira Finance), PT Mandala Multifinance Tbk, dan PT Radana Finance Tbk hanya memiliki porsi pembiayaan kendaraan bermotor bekas sekitar 20%-40%.
Sejumlah pelaku usaha berpendapat bisnis pembiayaan kendaraan bermotor bekas cukup berisiko dibandingkan pembiayaan baru karena tingkat harganya fluktuatif, boros bahan bakar, dan mahal perawatannya.
“Porsi pembiayaan sepeda motor hanya 30%, sisanya masih didominasi sepeda motor baru. Per Desember tahun lalu, kami berhasil membiayai hingga 550.000 unit sepeda motor bekas,” kata Sugianto, Head of National Used Motorcycle Adira Finance, di Jakarta, Rabu (25/2/2015).
Menurutnya, realisasi pembiayaan sepeda motor bekas hanya naik tipis yakni 2% jika dibandingkan 2013. Hal tersebut patut dimaklumi karena mayoritas perusahaan pembiayaan memang sudah memperkirakan adanya perlambatan bahkan kondisi stagnan bakal menimpa industri ini pada tahun lalu.
Tak jauh berbeda, Chief Executive Officer Astra Credit Companies (ACC) Jodjana Jody sempat mengemukakan pembiayaan kendaraan bermotor bekas membutuhkan tingkat keahlian dan pengetahuan.
Pasalnya, jika tidak berpengalaman dalam sektor itu, pelaku usaha bakal menemui banyak tantangan terkait suku cadang, dan tren harga pasar yang selalu berubah.
Kendati demikian, sejumlah pelaku perusahaan kendaraan bermotor bekas optimistis peluang pertumbuhan masih terbuka lebar pada tahun-tahun mendatang. Belum terbangunannya fasilitas transportasi yang memuaskan, dan penyebaran moda transportasi umum yang terpusat di perkotaan memunculkan peluang bagi pembiayaan kendaraan bermotor bekas.
“Terutama sepeda motor bekas, peluang ekonominya masih sangat besar di daerah terpencil. Kami memiliki banyak cabang pemasaran yang memungkinkan untuk menjangkau calon konsumen di sana,” tambah Direktur Utama BESS Finance Anta Winata.
Berdasarkan data OJK, perusahaan pembiayaan membukukan laba bersih senilai Rp12,22 triliun sepanjang Januarui-Desember tahun lalu.