Bisnis.com, JAKARTA -- PT Asuransi Binagriya Upakara (Binagriya) mencatatkan pendapatan premi langsung sebesar Rp100 miliar pada 2014. Jumlah ini meningkat 17,6% dari capaian 2013 sebesar Rp85 miliar.
Berdasarkan keterbukaan laporan keuangan perusahaan Kamis, (26/2/2015), secara keseluruhan pendapatan underwriting perusahaan mengalami koreksi dari Rp53 miliar di 2013 menjadi Rp49 miliar di 2014. Walau pendapatan underwriting menurun namun perusahaan berhasil menekan beban dari Rp15 miliar menjadi Rp10 miliar.
Selain itu perseroan juga berhasil meningkatkan pendapatan investasi dari Rp15 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp18 miliar pada 2014. Sehingga secara keseluruhan hasil underwriting perusahaan meningkat dari Rp38 miliar di 2013 menjadi Rp39 miliar pada 2014.
"Laba bersih 2014 setelah diaudit Rp20,4 miliar," jelas Ahmad Fauzie Darwis, Direktur Utama Binagriya di Jakarta seperti yang dikutip Jumat, (27/2/2015).
Keuntungan ini tumbuh 10,8% dari capaian tahun sebelumnya yang mencatatkan laba bersih Rp18,4 miliar. Perusahaan asuransi yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai Bank Tabungan Negara (YKP BTN) ini menyatakan lebih dari 50% pendapatan perusahaan berasal dari asuransi harta benda yang terafiliasi dengan kredit properti dari BTN.
Produk ini membuat pendapatan perusahaan tetap tumbuh dengan stabil dalam tiga tahun terakhir. Tingkat resiko perusahaan juga dikategorikan baik. Dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan tingkat modal minimum berbasis resiko (MMBR) sebesar 120%, pada 2013 perusahaan mencatatkan jauh diatas ketentuan yakni 343% di 2014.
Sedangkan aset perusahaan tumbuh dari Rp294 miliar di tahun 2013 menjadi Rp333 miliar di 2014. Fauzie juga menjelaskan sepanjang 2015, pendapatan perseroan masih mengandalkan premi dari sektor properti.
"Target laba tidak berbeda jauh, sekitar Rp20 miliar," tutupnya.