Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asuransi Binagriya: Premi Oktober 2016 Tumbuh 5%

PT Asuransi Binagriya Upakara membukukan pendapatan premi Rp90 miliar hingga Oktober 2016 atau tumbuh 5% jika dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun lalu.
Gedung Asuransi Binagriya Upakara. /asuransibinagriya.com
Gedung Asuransi Binagriya Upakara. /asuransibinagriya.com

Bisnis.com, JAKARTA—PT Asuransi Binagriya Upakara membukukan pendapatan premi Rp90 miliar hingga Oktober 2016 atau tumbuh 5% jika dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama PT Asuransi Binagriya Upakara (Asuransi Binagriya) Dadang Sukresna menyatakan lini bisnis asuransi harta benda masih menjadi penyumbang terbesar terhadap total pendapatan premi perusahaan dengan kontribusi mencapai 40%.

“Pertumbuhan premi hingga bulan kesepuluh tahun ini, khususnya untuk lini bisnis asuransi harta benda ditopang dari segmen korporasi, sedangkan kontribusi bisnis dari bank justru menurun,” kata Dadang kepada Bisnis, Kamis (24/11/2016).

Menurutnya, kontribusi bisnis dari bank hingga saat ini telah mengalami penurunan sekitar 20%. Dia menilai merosotnya kontribusi bisnis dari bank disebabkan faktor lesunya daya beli masyarakat yang menyebabkan pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menurun.

Dadang mengungkapkan pemasaran melalui bank saat ini berkontribusi sekitar 30%. Mitra bank yang menjadi penghasil premi terbesar berasal dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN.

Meski kontribusi bisnis dari bank mengalami penurunan, dia menyatakan pihaknya masih berupaya meningkatkan jumlah mitra bank, khususnya dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) untuk memasarkan produk asuransi gempa bumi berbasis indeks.

“Lisensi produk asuransi gempa bumi berbasis indeks itu dimiliki oleh Maipark, tetapi menjadi produk standar yang juga boleh dipasarkan oleh anggota AAUI [Asosiasi Asuransi Umum Indonesia],” ujarnya.

Hingga akhir tahun ini, perseroan menargetkan bisa membukukan pendapatan premi sebesar Rp120 miliar atau lebih rendah jika dibandingkan target semula yang diperkirakan bisa mencapai Rp150 miliar.

Lesunya kinerja sektor properti akibat lemahnya daya beli masyarakat ditengarai menjadi penyebab tak tercapainya target pertumbuhan premi perusahaan yang masih mengandalkan lini bisnis asuransi harta benda.

Kendati demikian, dia mengaku optimistis pada tahun depan pihaknya bisa membukukan pertumbuhan premi sebesar 15% dari capaian tahun ini. Untuk mencapai tagret tersebut, perseroan berencana meningkatkan jumlah agen dari yang saat ini berjumlah 500 agen menjadi 1.000 agen pada 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper