Bisnis.com, JAKARTA—Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diklaim tak berdampak signifikan bagi bank wong cilik yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Mengapa?
Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Budi Satria pun meyakini perseroan tak terpengaruh dengan kondisi kian menguatnya Dolar Amerika.
Pasalnya, dia menuturkan hanya 10% dari total pinjaman yang disalurkan perseroan dalam valuta asing.
“Yang terpengaruh mungkin perusahaan yang mengimpor dalam mata uang asing seperti impor bahan kimia. Tapi kalau UMKM [usaha mikro, kecil,d an menengah] bahan bakunya beli dari Indonesia semua,” ungkap Budi.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menilai dari hasil tes ketahanan yang dilakukan, secara keseluruhan modal perbankan masih cukup kuat untuk menyerap risiko yang akan muncul.
Hingga Januari 2015, OJK mencatat capital adequacy ratio (CAR) perbankan berada di posisi 21,01%, dengan non performing loan (NPL) gross sebesar 2,23%.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad menuturkan tes ketahanan tersebut telah memasukan beberapa skenario yakni kenaikan suku bunga The Fed dan depresiasi Rupiah.
Kendati demikian, Muliaman mengungkapkan perbankan nasional harus tetap waspada. “Kalau sektor riil kena, bank juga kena,” kata Muliaman.