Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Yudha Bhakti Pacu Kredit Sektor Produktif

PT Bank Yudha Bhakti Tbk mulai memacu kredit di sektor produktif hingga tercapai 55% pada semester I 2016 untuk memenuhi peraturan Bank Indonesia.
Bank Yudha Bhakti. yudhabhakti.co.id
Bank Yudha Bhakti. yudhabhakti.co.id

Bisnis.com, JAKARTA--PT Bank Yudha Bhakti Tbk mulai memacu kredit di sektor produktif hingga tercapai 55% pada semester I/2016 untuk memenuhi peraturan Bank Indonesia. Bank milik koperasi TNI dan Polri itu pun siaga dalam menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Dalam Peraturan BI Nomor 14/26/PBI/2012 mewajibkan penyaluran kredit di sektor produktif minimal 55% dari total kredit untuk kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) I, 60% untuk kelompok BUKU II, 65% untuk kelompok BUKU III, dan 70% untuk kelompok BUKU IV.

Direktur Kepatuhan Bank Yudha Bhakti Iim Wardiman mengatakan saat ini portofolio kredit perseroan sebesar 80% merupakan kredit konsumtif, seperti kredit pensiun dan kredit multifinance.

"Kami targetkan pada Juni 2016 kami dapat memenuhi kewajiban tersebut. Salah satunya dengan masuknya Ibu Ningsih Suciati dari Bank of India yang telah berpengalaman di sektor korporasi untuk dapat membantu kami menggenjot kredit produktif," ucapnya seusai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Selasa (24/3/2015).

Dalam RUPLS Bank Yudha Bhakti tersebut diputuskan untuk menyetujui pengunduran diri Direktur Utama Michael Hoetabarat dan mengangkat Arifin Indra Sulistyanto sebagai penggantinya. Selain itu disetujui pula pengangkatan Direktur Corporate Banking Ningsih Suciati.

Adapun Direktur Utama Terpilih Bank Yudha Bhakti Arifin Indra Sulistyanto pada tahun ini akan fokus menjaga kestabilan dan meningkatkan produktivitas perseroan karena tahun ini industri perbankan menghadapi berbagai tantangan.

"Kami harus waspada penaikan dolar dan rupiah yang melemah. Banyak tantangan baik dari domestik maupun global. Kami harus stabil," ucapnya.

Dirinya optimistis emiten berkode saham BBYD ini dapat meningkatkan kinerjanya pada tahun ini. Terlebih melihat pengalaman bank selama 25 tahun berdiri. "Kami kena krisis moneter dan global krisis tetap survive," tutur Arifin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper