Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MERGER BANK SYARIAH: BNI & BSM Ngaku Siap Jadi Lead

PT Bank Mandiri Syariah dan PT Bank BNI Syariah mengklaim siap menjadi entitas pemimpin jika realisasi merger mega bank syariah bakal menggunakan opsi salah satu bank sebagai lead.

Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank  Mandiri Syariah dan PT Bank BNI Syariah mengklaim siap menjadi entitas pemimpin jika realisasi merger mega bank syariah bakal menggunakan opsi salah satu bank sebagai lead.

Direktur Utama BSM Agus Sudiarto mengatakan perusahaan siap menjalankan opsi merger jika ada instruksi dari pemegang saham.

“Tapi melihat dari kinerja induk perusahaan kami [PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.] yang berasal dari merger 4 bank dan mengakuisisi beberapa anak perusahaan. Artinya induk kami sudah berpengalaman dan buat BSM sendiri tidak ada yang menjadi kekhawatiran,” jelas Agus di Jakarta, Kamis (16/4).

Agus melanjutkan perusahaan kini tengah berfokus memperbaiki kualitas aset, bisnis, dan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) jelang keputusan resmi terkait aksi merger tersebut. “Kami bekerja seperti biasa, sehingga apapun yang diambil pemegang saham, kami siap.”

Senada, Direktur Utama Bank BNI Syariah Dinno Indiano menuturkan pihaknya siap menjadi entitas pemimpin mengingat kualitas dan kinerja aset perusahaan yang diklaim kinclong.

“Yang mesti dilihat sebagai lead itu dari sisi kualitas banknya, jangan semata besar atau kecil,” jelas Dinno.

Kendati demikian, Dinno juga mengungkapkan yang terpenting dari aksi merger ini harus mengarah untuk memperluas dan membesarkan industri perbankan syariah.

Apalagi, industri syariah hingga kini masih terperangkap pada besaran hanya 5% dari total aset perbankan nasional.

Untuk membesarkan industri ini, lanjut Dinno, perlu ada penambahan modal untuk entitas hasil merger tersebut.

“Kalau niatnya bersatu dan ada penambahan modal maka akan berkembang karena bank butuhnya modal.”

Dinno menuturkan untuk merealisasikan opsi merger tersebut, diperlukan waktu berkisar 2-3 tahun. Menurut dia, setidaknya bank hasil merger ini perlu memiliki capital adequacy ratio (CAR) minimal di posisi 15%. 

Adapun, sepanjang tahun kemarin BNI Syariah membukukan pertumbuhan laba sebesar 38,98% secara year on year (y-o-y) menjadi Rp163,25 miliar.

Dengan kinerja tersebut, pada tahun lalu, perseroan berhasil menjaga kualitas aset dengan posisi non performin finance (NPF) sebesar 1,86%. Sementara itu, pembiayaan BNI Syariah terpantau tumbuh 33,79% y-o-y, sedangkan dana pihak ketiga pun naik sebesar 41,42% y-o-y.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper