Bisnis.com, SEMARANG— Bisnis properti masih direkomendasikan sebagai investasi utama apabila masyarakat memiliki simpanan uang untuk menjamin kebutuhan di masa mendatang.
Nawi Ho, Head of Investment Planning & Management Sinarmas MSIG Life mengatakan tren investasi di bidang itu masih menjanjikan mengingat harga jual tanah dan rumah melesat dibandingkan dengan nilai yang ditawarkan sepuluh tahun lalu.
“Meskipun tahun lalu memang agak sedikit stagnan namun harga melonjak pada 2012-2013. Kalau investasi kita harus lihat secara keseluruhan. Sepuluh tahun lalu harga tanah di Serpong sekitar Rp1juta sekarang melonjak Rp10 juta,” katanya dalam acara Workshop Investment Sinarmas MSIG Life, Jumat (24/4/2015).
Menurut Nawi, masyarakat jangan hanya menginvestasikan uang di satu tempat saja. Dia mengatakan sebaiknya masyarakat hanya menyisihkan 40% simpanan untuk bisnis properti.
Selebihnya, Nawi menyarankan agar masyarakat membidik instrumen lain seperti deposito, reksadana dan saham. Porsinya, simpanan untuk deposito sebesar 30%, reksadana 20% dan saham 10%.
“Ingat pepatah don’t put all your egs in the basket. Kita harus mengantisipasi resiko, setiap instrument ini ada yang tinggi dan rendah jadi bisa menekan kemungkinan rugi apabila terjadi sesuatu,” katanya.