Bisnis.com, JAKARTA—Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) perbankan tahun ini diproyeksikan tidak akan mengalami pertumbuhan yang signifikan, bahkan cenderung mengalami penurunan.
Direktur PT Bank Permata Tbk Bianto Surodjo mengatakan secara umum, saat ini NIM perbankan Tanah Air tidak bisa bergerak cukup banyak karena suku bunga, baik simpanan maupun pinjaman turun setelah Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuannya dari 7,75% menjadi 7,5% pada Februari 2015. Terlebih, ekonomi nasional mengalami perlambatan yang berefek pada perlambatan penyaluran kredit perbankan.
Dirinya memproyeksikan besaran NIM Bank Permata tahun ini akan sama dengan tahun lalu. Apabila dapat mengalami kenaikan, Bianto memprediksi hanya tumbuh tipis.
“Untuk bisa naik, kami genjot dana murah. Tahun lalu porsi dana murah kami 33%, untuk tahun ini kami harapkan bisa beberapa persen lebih tinggi,” ucapnya di Jakarta akhir pekan lalu.
Direktur Utama Bank Permata Roy Arfandi menyatakan margin bunga bersih perseroan bisa meningkat apabila penyaluran kredit dapat tercapai sesuai target. Untuk tahun ini, emiten berkode BNLI ini menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 10% yang difokuskan ke sektor produktif, seperti sektor usaha kecil dan menengah .
“Harapan kami bisa lebih baik dibandingkan tahun lalu. Kami akan usahakan NIM kami naik dengan mengejar pertumbuhan kredit kami,” kata Roy.
Hingga akhir tahun lalu, Bank Permata mencatatkan angka NIM sebesar 3,63% atau turun dari pencapaian tahun sebelumnya yang sebesar 4,22%.
Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rico Budidarmo menjelaskan NIM perseroan pada kuartal I mencapai 6,5% kendati terjadi penaikan biaya dana atau cost of fund yang naik sebesar 0,4%. “Namun, secara bersamaan interest income kami naik 1%. Ini yang menyebabkan NIM kami cukup baik,” ujar Rico.
Hingga akhir tahun ini, BNI akan menuju ke arah NIM yang normal, yang berkisar antara 6% hingga 6,1%.