Bisnis.com, JAKARTA-- Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk. (BJBR) meningkat menjadi 4,19% pada kuartal I/2015 dari periode yang sama setahun sebelumnya 3,82%.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, Selasa (28/4/2015), disebutkan NPL nett justru menurun menjadi 1,10% dibandingkan dengan Januari-Maret 2014 yang mencapai 1,26%.
Emiten berkode saham BJBR tersebut mencatat penurunan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) menjadi 15,61% dari sebelumnya 16,15%. Marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) juga turun tipis menjadi 6,76% dari sebelumnya 6,77%.
Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dapat ditekan menjadi 78,05% dari sebelumnya 79,60%. Sedangkan, rasio kredit terhadap pendanaan (loan to deposit ratio/LDR) justru kian merosot menjadi 74,57% dari sebelumnya 78,18%.
Sementara itu, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang dikantongi Bank Jabar & Banten pada kuartal I/2015 mencapai Rp66,53 triliun, naik 25,4% dari akhir tahun lalu Rp53,02 triliun.
Penyaluran fungsi intermediasi Bank Jabar & Banten pada periode Januari-Maret 2015 mencapai Rp49,61 triliun, tumbuh tipis 0,47% dari akhir tahun lalu Rp49,37 triliun.
Hingga 31 Maret 2015, total aset Bank Jabar & Banten mencapai Rp81,9 triliun dari akhir tahun lalu Rp70,15 triliun. Liabilitas Rp75,2 triliun dari Rp63,14 triliun dan ekuitas Rp6,69 triliun dari Rp7 triliun.
Per Maret 2015, pemegang saham Bank Jabar & Banten a.l. Pemerintah Provinsi Jawa Barat 38,26%, Pemprov Banten 5,37%, Pemerintah Kabupaten & Kota Se-Jabar 23,61%, Pemkab & Pemkot se-Banten 7,76%, dan publik 25%.