Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Syariah: Pembiayaan Perumahan Jadi Andalan

Pembiayaan untuk kepemilikan rumah (KPR) masih menjadi andalan bank-bank syariah untuk meningkatkan pertumbuhan pembiayaan.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Pembiayaan untuk kepemilikan rumah (KPR) masih menjadi andalan bank-bank syariah untuk meningkatkan pertumbuhan pembiayaan.

Direktur Unit Usaha Syariah PT Bank Permata Achmad Kusna Permana mengatakan sejak pemberlakuan aturan loan to value (LTV), pembiayaan Permata Syariah, terutama untuk pembiayaan kendaraan bermotor terus menurun.

Terlebih down payment atau uang muka perbankan syariah untuk pembiayaan kendaraan bermotor lebih tinggi dari pembiayaan perusahaan multifinance, baik yang konvensional maupun syariah. DP pembiayaan melalui perbankan syariah sebesar 25%, sedangkan uang muka pembiayaan multifinance sebesar 20%.

"Memang KPR juga terpengaruh sejak diberlakukannya LTV, secara keseluruhan booking kredit dan pembiayaan di Bank Permata tinggal 30%, dari sekitar  Rp600 miliar menjadi sekitar Rp200 miliar. Tetapi, pembiayaan syariah lebih dari 50% porsinya dari total KPR Bank Permata karena kami punya akad MMQ," jelasnya kepada Bisnis.com di Jakarta pekan lalu.

Permana menjelaskan melalui akad MMQ atau musyarakah mutanaqisah, nasabah dapat membayar uang muka sebesar 20% atau lebih rendah dibandingkan skema konvensional. Untuk tahun ini, pembiayaan Permata Syariah akan difokuskan pada segmen usaha kecil menengah (UKM) dan KPR.

Untuk pembiayaan kepemilikan rumah tahun ini, Permata Syariah membidik pertumbuhan sebesar 35% dari tahun lalu. Permana berharap rencana pihak Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melonggarkan ketentuan LTV dapat segera direalisasikan untuk menggenjot kembali pembiayaan perbankan syariah yang melesu sejak tahun lalu.

"Siapa tahu, pembiayaan kendaraan bermotor dapat meningkat. Jadi, semua bisa tumbuh secara seimbang," tuturnya.

Pembiayaan untuk kepemilikan rumah di Permata Syariah sendiri hingga saat ini masih lancar. Dia menyebutkan tingkat pembiayan bermasalah (non performing financing/NPF) di segmen ini masih terjaga di sekitar angka 1%.

Direktur Bisnis PT BNI Syariah Imam Teguh Saptono mengatakan komposisi pembiayaan untuk kepemilikan rumah perseroan mencapai 80% hingga 90% dari total pembiayaan konsumer atau sekitar 52% dari total pembiayaan. Perseroan optimistis pertumbuhan KPR akan tetap baik pada tahun ini karena pembiayaan di segmen perumahan difokuskan untuk pembiayaan rumah pertama.

"Kami yakin tumbuh dengan baik pembiayaan di perumahan, terlebih NPF di segmen ini hanya 1,49%," ucap Imam.

Adapun untuk tahun ini BNI Syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan di sektor perumahan sebesar 25%. Senada dengan Permana, Imam menilai pertumbuhan bisa meningkat menjadi 27,5% apabila ketentuan LTV dapat dilonggarkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper