Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan fasilitas kredit yang belum dicairkan oleh nasabah atau undisbursed loan akan meningkat menyusul laju ekonomi yang terus melambat.
Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pelaku usaha di sektor riil cenderung akan menahan ekspansi di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat.
Sebagaimana diketahui, hingga kuartal I/2015, pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 4,7%, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2014 sebesar 5,1%
"Undisbursed loan kelihatan meningkat, debitur menunda dulu penarikan kreditnya," ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (5/5/2015).
Data statistik perbankan OJK menunjukkan, hingga Februari 2015 jumlah kredit yang belum ditarik mencapai Rp 1.149,546 triliun atau naik 11,73%. Pertumbuhan tertinggi tercatat pada kelompok bank asing sebesar 17,7%, disusul bank swasta sebesar 11,6%. Adapun, undisbursed loan di bank persero tumbuh terendah sebesar 7,7%.
Di sisi lain, Nelson mengatakan tren peningkatan permintaan kredit akan tampak pada kuartal III/2015 dan akan terus mengalami percepatan hingga akhir tahun. Oleh karena itu, OJK masih optimistis kredit perbankan tahun ini bisa mencapai 15%-17%.
Namun, tren ini baru akan muncul jika belanja pemerintah terealiasi. Pasalnya, hingga kuartal I 2015 Nelson menilai belanja pemerintah masih lambat."Kami berharap perbaikan [ekonomi] bisa menutup perlambatan di kuartal pertama untuk sisa waktu ke depan," pungkasnya.