Bisnis.com, SAMARINDA - Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh industri perbankan di Kalimantan Timur pada kuartal I tahun ini menunjukkan adanya perubahan pola ekonomi di masyarakat Kaltim.
Di Kaltim, gerakan gemar menabung kalah pamor dengan gemar berinvestasi, sebab masyarakat Kaltim dewasa ini lebih suka berinvestasi dibandingkan dengan menabung.
Deputi Bank Indonesia Perwakilan Kaltim Harry Aginta mengatakan masayrakat Kaltim semakin tertarik untuk terjun di sektor deposito, sementara tabungan semakin ditinggalkan. Salah satu penyebabnya adalah imbal balik yang ditawarkan deposito dinilai lebih baik dibandingkan dengan tabungan.
“Deposito itu untuk investasi, ini lebih diminati karena menawarkan imbal yang dinilai lebih baik dibandingkan dengan tabungan,” katanya, Selasa (19/5/2015).
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dikutip Bisnis.com, Selasa (19/5/2015) menunjukkan penghimpunan DPK Giro tercatat naik 25% atau sebesar Rp3,42 triliun dari Rp13,51 triliun pada kuartal I tahun lalu menjadi Rp17,03 triliun pada kuartal I tahun ini.
Penghimpunan DPK dari Deposito tercatat naik 14,02% atau sebesar Rp3,45 triliun dari Rp24,6 triliun pada kuartal I tahun lalu, menjadi Rp28,05 triliun. Sementara itu, penghimpunan DPK dari dana tabungan justru tercatat turun 0,2%.
Pada kuartal I tahun ini, DPK tabungan tercatat hanya sebesar Rp33,57 triliun, sementara pada periode yang sama tahun lalu, DPK tabungan di Kaltim tercatat Rp33,64 triliun.