Bisnis.com, KUALA LUMPUR -- PT Bank Syariah Mandiri (BSM) mengincar pertumbuhan aset hingga Rp250 triliun dalam jangka waktu 5 tahun mendatang.
Direktur Keuangan dan Strategi BSM Agus Dwi Handaya mengatakan perseroan membidik aset meningkat sekitar 4 kali lipat dari aset yang dimiliki saat ini.
"Visi kami ke depan ingin menjadi leading modern sharia ritel bank yang memiliki aset senilai Rp250 triliun dalam jangka waktu 5 tahun ke depan," ujarnya kepada Bisnis.com di Kuala Lumpur, Senin (8/6/2015).
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, hingga kuartal I/2015 aset BSM mencapai Rp67,15 triliun atau meningkat 6,58% dari kuartal I/2014 yang senilai Rp63 triliun. Selain aset, Agus menyebutkan perseroan juga membidik return on asset (ROA) sebesar 18% hingga 20% serta menggenjot komposisi pembiayaan ritel hingga mencapai 65% dan korporasi sebesar 35%.
Saat ini pembiayaan ritel perseroan sebesar 53,9% dengan rincian segmen kecil senilai Rp8,1 triliun atau sebesar 16,6%, mikro senilai Rp2,4 triliun atau sebesar 4,9%, dan konsumer senilai Rp15,7 triliun atau sebesar 32,4% dari outstanding pembiayaan.
Untuk mencapai komposisi pembiayaan ritel sebesar 65%, perseroan menempuh beberapa langkah, antara lain memperbaiki business process, menyederhanakan produk yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah, mulai masuk ke ekosistem bisnis syariah, serta melakukan integrasi dengan Mandiri Group yang terdiri dari sang induk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk beserta anak perusahaan lainnya.
Adapun pada Senin (8/6) BSM mendapat penghargaan sebagai The Best Islamic Retail Bank in Indonesia oleh lembaga The Asset. Penghargaan ini diberikan berdasarkan penetrasi BSM dalam bisnis ritel yang dinilai paling dominan di Tanah Air sepanjang tahun lalu.
"Per Maret 2015 market share tabungan kami di industri perbankan syariah sekitar 35% atau mencapai Rp21,9 triliun. Pembiayaan konsumer sebesar 20%, tabungan haji reguler 37,7% dan tabungan haji khusus sebesar 71%," kata Agus.