Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Kembali Kaji Penurunan Bunga Kredit

Beberapa bankir mulai mengkaji rencana penurunan bunga kredit jika suku bunga acuan Bank Indonesia dan The Fed tak mengalami kenaikan.
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Achmad Baiquni mengunjungi kantor redaksi Harian Bisnis Indonesia, di Jakarta, Jumat (8/5/2015)./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Achmad Baiquni mengunjungi kantor redaksi Harian Bisnis Indonesia, di Jakarta, Jumat (8/5/2015)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Beberapa bankir mulai mengkaji rencana penurunan bunga kredit jika suku bunga acuan Bank Indonesia dan The Fed tak mengalami kenaikan.

Salah satunya PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan saat ini pihaknya masih bersikap wait and see untuk merealisasikan penurunan bunga pinjaman. “Kami sedang mengkaj dan belum tahu berapa peluang turunnya. Tapi kami lihat dari suku bunga acuan The Fed,” ujar Maryono di Jakarta, pekan ini.

Untuk merealisasikan penurunan bunga kredit, Maryono mengungkapkan pihaknya juga masih memperhatikan peluang penurunan suku bunga dana. Adapun, menurut Maryono, salah satu upaya perseroan untuk mencari sumber dana murah yakni dengan menggandeng lembaga milik negara terutama instansi pemerintah yang memiliki kaitan dengan pembiayaan perumahan di Bank BTN.

Perseroan, lanjut Maryono, juga tengah berupaya menurunkan beban bunga melalui penerbitan obligasi dengan kupon yang lebih rendah dari surat hutang yang diterbitkan sebelumnya. Seperti diketahui, pekan ini perseroan menerbitkan obligasi senilai Rp3 triliun dengan kisaran bunga di posisi 9,2% hingga 9,9%.

“Dalam jangka pendek, kami menerbitkan obligasi untuk mengurangi missmatch, tapi dalam jangka panjang, ini bisa memberikan efisiensi suku bunga karena menggantikan obligasi yang dulu,” jelas Maryono.

Adapun dari situs resmi emiten berkode saham BBTN ini, mulai 31 Maret 2015 perseroan menawarkan suku bunga dasar kredit (SBDK) untuk pinjaman korporasi, ritel, dan mikro sebesar masing-masing 11,5%, 12,25%, dan 18,75%. Sementara itu, untuk kredit pemilikan rumah (KPR) dan non-KPR, BBTN menawarkan SBDK  sebesar 11,5% dan 12%.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank DKI Eko Budiwiyono mengatakan tahun ini pihaknya juga berencana untuk menurunkan suku bunga kredit. “Kami sedang mempertimbangkan suku bunga mungkin agak menurun,” tutur Eko.

Dari situs korporasi Bank DKI, mulai 31 Mei 2015, perseroan menawarkan SBDK untuk pinjaman KPR dan non-KPR sebesar 11,5% dan 12%. Adapun untuk kredit korporasi, kredit ritel, dan kredit mikro, bank milik Pemda DKI Jakarta ini menawarkan SBDK sebesar masing-masing 11%, 12,5%, dan 19%.

Adapun, dari data Analisis Uang Beredar (M2) yang dipublikasikan Bank Indonesia (BI) menunjukkan rata-rata suku bunga deposito berjangka 1,3 dan 6 bulan telah mengalami penurunan hingga 35 basis poin (bps) pada periode Maret hingga April 2015. Data M2 merinci, deposito berjangka 1 bulan mengalami penurunan terbesar dari 8,31% pada Maret 2015 menjadi 7,96% di bulan berikutnya. Sementara itu, deposito berjangka 3 dan 6 bulan masing-masing mengalami penurunan sebesar 22 bps dan 13 bps.

Kendati demikian, data M2 merekam sepanjang Maret 2015 hingga April 2015, rerata penurunan suku bunga kredit hanya sebesar 1 bps dari 12,98% menjadi 12,99%. Sebelumnya, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan penurunan suku bunga deposito disebabkan adanya ekses likuiditas. Namun, dia menyayangkan penurunan bunga dana tersebut belum sejalan dengan turunnya bunga kredit.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper