Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Dia Target Fee Based Income Bank Sinarmas

PT Bank Sinarmas Tbk. menargetkan posisi fee based income yang diraup pada tahun ini mencapai 20% dari total pendapatan perusahaan.
Bank Sinarmas/Bisnis.com
Bank Sinarmas/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank Sinarmas Tbk. menargetkan posisi fee based income yang diraup pada tahun ini mencapai 20% dari total pendapatan perusahaan.

Direktur Utama Bank Sinarmas Freenyan Liwang mengatakan peningkatan fee based income ini juga ditujukan untuk mempertahankan perolehan laba perseroan tahun ini. Dia merinci, hingga kini komposisi fee based income BSIM mencapai 15% dari total pendapatan perusahaan.

“Kami harap akhir tahun ini bisa mencapai 20% dari total income. Kami akan genjot perolehan fee based income dari penjualan produk bancassurance dan reksa dana,” jelas Freenyan di Jakarta, pekan lalu.

Adapun, tahun ini BSIM juga berencana menjadi peserta program laku pandai. Freenyan menuturkan pihaknya telah menyiapkan 1000 agen dengan mengandalkan pengembangan dari layanan mobile banking untuk menggelar program yang diinisiasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tersebut.

Dari hasil kajian perusahaan, ujar Freenyan, pihaknya melihat peluang besar untuk menggelar laku pandai di Jawa Tengah dan di kawasan Indonesia Timur. Namun, hingga kini belum ada keputusan pasti di mana perusahaan bakal merealisasikan rencana yang telah masuk dalam RBB 2015 tersebut.

Sementara itu, dari laporan keuangan BSIM menunjukkan pada kuartal I/2015, perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp47,02 miliar atau naik 29,49% dari Rp36,31 miliar di periode yang sama tahun lalu. Perolehan laba tersebut ditopang pendapatan bunga bersih sebesar Rp347,18 miliar atau tumbuh 29,9% secara year on year (y-o-y). Adapun pendapatan bunga bersih tersebut disumbang penyaluran kredit yang naik 22,4% y-o-y menjadi Rp13,91 triliun.

Namun, laporan keuangan publikasi BSIM tersebut juga merekam, sepanjang 3 bulan pertama tahun ini, kredit yang disalurkan perusahaan terkoreksi 3,3% dari Rp14,39 triliun pada akhir Desember 2014 menjadi Rp13,91 triliun di akhir Maret 2015. Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun pun mengalami koreksi tipis sebesar 1,16% dari Rp15,51 triliun di akhir tahun lalu menjadi Rp15,33 triliun di akhir Maret 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper