Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permata Syariah Pasang Target Baru

Perlambatan pertumbuhan ekonomi yang masih terasa jelang paruh pertama tahun ini membuat Unit Usaha Syariah PT Bank Permata Tbk. memasang target aset baru hingga akhir 2015 nanti.

Bisnis.com, JAKARTA—Perlambatan pertumbuhan ekonomi yang masih terasa jelang paruh pertama tahun ini membuat Unit Usaha Syariah PT Bank Permata Tbk. memasang target aset baru hingga akhir 2015 nanti.

Direktur Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Permata Achmad K. Permana mengatakan dalam Rancangan Bisnis Bank (RBB) 2015 milik induknya, unit syariah ini memasang target pertumbuhan aset di posisi 20% mencapai kisaran Rp18 triliun-Rp19 triliun. Namun, meninjau realisasi jelang semester I/2015 di mana pertumbuhan pembiayaan tak melaju sesuai target sebagai dampak melambatnya perekonomian, Permana mengungkapkan pihaknya pun merevisi target besaran pertumbuhan aset UUS Bank Permata.

“Kalau di RBB awal aset kami akan tumbuh 20%, mungkin harapan kami sekarang sekitar 10%-15%,” ujar Permana kepada Bisnis.com, belum lama ini.

Korporasi, menurut Permana, menjadi segmen utama yang mengalami pertumbuhan terstagnan. Bahkan, dia memproyeksikan hingga akhir tahun nanti, ada peluang pembiayaan di segmen korporasi untuk mencatatkan penurunan.

Selain korporasi, pria yang ditunjuk menjadi Direktur UUS Bank Permata sesuai hasil RUPSLB pada 19 Desember 2013 ini, mengungkapkan pembiayaan multifinance pun turut mengalami perlambatan.

Untuk itu, kata Permana, di paruh kedua tahun ini, UUS Bank Permata bakal mengandalkan segmen small medium entreprise (SME), pembiayaan kendaraan bermotor, dan pembiayaan pemilikan rumah. “Karena kami masih tumbuh di KPR dan SME,” ungkap Permana.

Permana menuturkan untuk menggenjot pembiayaan SME, pihaknya bakal meluncurkan produk baru. Segmen SME yang banyak dibiayai UUS Bank Permata, kata dia, yakni di sektor perdagangan dan produksi.

Sementara itu, lanjut Permana, akselerasi penyaluran pembiayaan kendaraan bermotor dan pembiayaan pemilikan rumah diharapkan bakal terealisasi dengan adanya relaksasi aturan loan to value (LTV). Adapun, Permana merinci hingga kini porsi pembiayaan kendaraan bermotor dan kepemilikan rumah di unit syariah dengan aset sebesar Rp16,02 triliun per Maret 2015 tersebut, menempati porsi masing-masing 10% dan 35% dari total pembiayaan. Lalu, untuk pembiayaan SME dan korporasi menempati porsi yang sama yakni sebesar 25%.

Dengan perlambatan pertumbuhan pembiayaan pada tahun ini, Permana juga mengatakan pihaknya belum berniat untuk meminta penambahan modal. Menurutnya, unit syariah yang dipimpinnya akan meminta modal tambahan jika kondisi makro ekonomi mulai stabil dan membaik.

“Penambahan modal belum kami perlukan karena siapa yang mau ekspansif dengan kondisi makro yang seperti ini,” ujar Permana.

Adapun, hingga kini, menurut Permana, rasio permodalan UUS Bank Permata masih di posisi 14%. Sampai akhir tahun nanti, kata dia, pihaknya bakal menjaga permodalan di posisi tersebut.

Adapun, dari laporan keuangan Bank Permata menunjukkan adanya koreksi pertumbuhan pembiayaan milik UUS perusahaan. Laporan tersebut mencatat pembiayaan UUS Bank Permata turun 4,79% secara year on year (y-o-y) menjadi Rp10,93 triliun. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun unit syariah ini tercatat senilai Rp12,19 triliun atau naik 1,65% y-o-y.

Sepanjang 3 bulan pertama tahun ini, UUS Bank Permata juga mencatatkan perolehan laba tahun berjalan sebesar Rp283,01 miliar atau terkoreksi 39,19% y-o-y dari Rp465,42 miliar pada 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper