Bisnis.com, JAKARTA—Sebagian bankir berharap suku bunga acuan Bank Indonesia turun karena likuiditas mulai membanjir, tetapi sebagian lagi memproyeksikan suku bunga acuan dipertahankan di level 7,5% pada Rapat Dewan Gubernur hari ini, Rabu (18/6/2015).
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja mengatakan dengan kondisi rupiah yang sedikit tertekan membuat suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) tak akan berubah.
“Menurut saya akan tetap [BI Rate],” ujar Jahja kepada Bisnis.com, Rabu (17/6/2015) malam.
Sejalan dengan Jahja, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk. Parwati Surjaudaja memproyeksikan suku bunga acuan BI masih akan tetap. “Antara lain karena kondisi nilai tukar,” kata Parwati.
Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk. Glen Glenardi menilai saat ini likuiditas di pasar masih besar. Kendati demikian, menurut Glen, suku bunga yang berlaku masih tinggi. “Ekspektasinya turun ,” ujar Glen dalam pesan singkatnya, Rabu (17/6/2015).
Senada, Direktur Utama PT Bank Windu Kentjana International Tbk. Luianto Sudarmana menuturkan pihaknya pun berharap suku bunga acuan Bank Indonesia bisa turun. “Harusnya bisa turun, sehingga bunga kredit bisa turun,” kata Luianto.
Namun, Luianto juga mengungkapkan dalam kondisi apapun, bank tetap akan beradaptasi. Apabila BI Rate berpeluang untuk naik, bankir harus dapat menyesuaikan bisnisnya.
Sementara itu, Analis Morgan Stanley Deyi Tan, Arthur J. Carvalho, Zhixiang Su, Ju Yu Lee, dan Thiago d Machado mengungkapkan BI memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuannya melihat kondisi makroekonomi yang mulai terjaga.
“Kami melihat BI Rate memiliki peluang untuk turun sebesar 50-75 bps ,” tulis mereka dalam risetnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel