Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

4 Emiten BUMN (WIKA, ADHI, PTBA, ANTM) Butuh Pendanaan US$13 Miliar

Empat emiten BUMN diperkirakan membutuhkan pembiayaan US$13,06 miliar atau setara Rp169 triliun dari lembaga keuangan asal Tiongkok, China Development Bank (CDB), untuk pendanaan berbagai proyek infrastuktur.
4 Emiten BUMN (WIKA, ADHI, PTBA, ANTM) Butuh Pendanaan US$13 Miliar/JIBI
4 Emiten BUMN (WIKA, ADHI, PTBA, ANTM) Butuh Pendanaan US$13 Miliar/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA ---  Empat emiten BUMN diperkirakan membutuhkan pembiayaan US$13,06 miliar atau setara Rp169 triliun dari lembaga keuangan asal Tiongkok, China Development Bank (CDB), untuk pendanaan berbagai proyek infrastuktur.

Berdasarkan dokumen perjanjian kerjasama antara China dan Kementerian BUMN yang berlaku hingga 2019, emiten tersebut antara lain PT Wijaya kKarya (Persero) Tbk., PT Adhi Karya (Persero) Tbk., PT Bukit Asam (Persero) Tbk. dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk.

Wijaya Karya diperkirakan membutuhkan pembiayaan US$4,06 miliar dari CDB untuk proyek kereta cepat jurusan Jakarta-Bandung dimana perseroan menjadi pemimpin konsorsium proyek bersama BUMN lain. Nilai investasi proyek itu secara keseluruhan mencapai US$5,075 miliar.

Dalam proyek itu, emiten berkode saham WIKA itu bakal bekerjasama dengan konsorsium korporasi Tiongkok yang dipimpin oleh China Railway yang bakal bertindak sebagai kontraktor yang bertanggung jawab atas desain, pengadaan, konstruksi dan pengawasan proyek.

Perusahaan konstruksi lainnya, Adhi Karya, diperkirakan membutuhkan pembiayaan US$1,6 miliar dari lembaga keuangan yang sama untuk menggarap proyek kereta ringan (light rail transit/LRT) di Jabodetabek dan Bandung. Nilai proyek itu sekitar US$2 miliar.

BUMN sektor tambang, Aneka Tambang, membutuhkan pendanaan untuk 5 proyek seperti gas Bintuni Feronikel project senilai US$1,28 miliar dengan total investasi US$1,6 miliar, proyek stainless steel dan nickel pig iron US$1,2 miliar (investasi US$1,5 miliar), nickel mixed hydroxide US$0,4 miliar-US$0,56 miliar (investasi US$0,5 miliar-US$0,7) miliar.

Selain itu, emiten berkode saham ANTM itu juga diperkirakan membutuhkan pembiayaan dari CDB untuk 2 proyek Smelter Grade Alumni (SGA) di Munggu Pasir dan Mempawah senilai US$1,36 miliar-US$1,44 miliar (investasi US$1,7 miliar-US$1,8 miliar).

BUMN sektor tambang lainnya, Bukit Asam,  diperkirakan membutuhkan pembiayaan dari CDB senilai US$1,6 miliar untuk proyek pembangnkit listrik mulut tambang (mine mouth power plant/MMPP) Sumsel 9 dengan kapasitas 2 x 600 MW dan MMPP Sumsel 10 dengan total nilai investasi US$2 miliar.

Seperti diketahui, emiten berkode saham PTBA itu telah memperoleh pinjaman senilai US$1,2 miliar dari lembaga keuangan China lainnya yaitu Bank Ekspor-Impor China untuk proyek Sumsel 8.

Secara keseluruhan, Kementerian BUMN dan CDB memperkirakan jumlah keseluruhan proyek kerjasama mencapai 16 proyek dengan total nilai investasi US$23,8 miliar. Selain empat BUMN itu, PT Angkasa Pura II (Persero), PT Pelindo I (Persero) dan PT Pelindo II (Persero) juga diperkirakan bakal memperoleh pendanaan dari CDB.

Nilai pembiayaan yang diharapkan dari Kementerian BUMN sendiri mencapai US$20 miliar yang akan digunakan untuk memajukan kerjasama antara perusahaan Tiongkok dan BUMN Indonesia. Kerjasama itu diperkirakan bakal berlangsung sejak tahun ini hingga 2019.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper