Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA BANK SEMESTER I/2015: Diproyeksi Laba Menurun, NIM Meningkat

Memasuki musim laporan keuangan semester I/2015, industri perbankan di Indonesia diproyeksikan bakal membukukan perolehan laba di bawah target akibat perlambatan pertumbuhan kredit dan penurunan kualitas pinjaman.
Dirut Bank Mandiri Tbk. Budi G Sadikin (kiri) berbincang dengan Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro, seusai rapat terbatas, di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (2/3/2015)./JIBI-Akhirul Anwar
Dirut Bank Mandiri Tbk. Budi G Sadikin (kiri) berbincang dengan Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro, seusai rapat terbatas, di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (2/3/2015)./JIBI-Akhirul Anwar

Bisnis.com, JAKARTA—Memasuki musim laporan keuangan semester I/2015, industri perbankan di Indonesia diproyeksikan bakal membukukan perolehan laba di bawah target  akibat perlambatan pertumbuhan kredit dan penurunan kualitas pinjaman.

Kendati demikian, marjin bunga bersih diprediksi tetap akan mengalami peningkatan akibat pemangkasan bunga deposito.

Pejabat Eksekutif PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kartika Wirjoatmodjo mengakui meski tetap mencatatkan pertumbuhan laba bersih sepanjang paruh pertama tahun ini, tapi raihan keuntungan tersebut melambat jika dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya.

“Memang melambat karena pertumbuhan kredit yang melambat, adanya peningkatan NPL [non-performing loan] sehingga ada peningkatan CKPN [cadangan kerugian penurunan nilai],” jelas Kartika di Jakarta, pekan lalu.

Menurut Kartika, perlambatan laju kredit tersebut disebabkan kondisi ekonomi Indonesia yang belum terakselerasi. Namun, dia meyakini pertumbuhan ekonomi bakal membaik pada kuartal III/2015. Sehingga, pada kuartal berikutnya, permintaan kredit baru mulai meningkat akibat pembaikan pertumbuhan ekonomi.

Kemudian, tambah dia, pinjaman baru akan terakselerasi secara optimal pada kuartal pertama tahun depan. “Mungkin baru pada awal 2016 ada dampaknya, karena memang banyak debitur yang belum mau meningkatkan kredit baru,” jelas Kartika.

Di sisi lain, Kartika mengungkapkan pada paruh pertama  tahun ini, emiten berkode saham BMRI tersebut mencatatkkan kenaikan net interest margin (NIM) yang cukup signifikan akibat adanya penurunan cost of fund.

Dia menuturkan tahun ini perseroan telah memangkas special rate ke posisi maksimal yakni 7,75%.

Adapun, hingga kuartal I/2015, BMRI mencatatkan perolehan NIM sebesar 5,2%. Hingga akhir tahun nanti, bank berlogo pita emas ini ditargetkan bakal menerakan posisi NIM sebesar 5,8%-5,9%.

“Kenaikan [NIM] cukup signifikan. Semester satu memang belum mencapai target, tapi between that,” kata Kartika.     

Sementara itu, Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengakui rasio NPL perseroan pada akhir Juni 2015 mengalami peningkatan dibanding perolehan pada kuartal I/2015. Jika pada kuartal I/2015 NPL gross BMRI tercatat  1,81%, Budi mengungkapkan pada kuartal II/2015, posisi tersebut naik menjadi di atas 2%. Penyebabnya,  adanya perlambatan ekonomi di Indonesia.

Kendati demikian, menurutnya, posisi NPL perseroan yang dicatatkan pada akhir semester I/2015 masih berada di bawah rerata industri. “Pada semester dua, risiko masih berlanjut.”

Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Haru Koesmahargyo mengatakan perseroan pun telah memangkas special rate ke posisi setara bunga yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebesar 7,75%. Penurunan tersebut, tambah Haru, disebabkan pertumbuhan kredit yang belum melaju signifikan sehingga perseroan dipandang tak perlu mengejar deposito dengan bunga mahal.

Dengan adanya laju pertumbuhan kredit yang belum signifikan tersebut, emiten berkode saham BBRI ini juga merevisi target pinjaman ke besaran 13%-15%. “Sehingga laba juga turun, tadinya 10% kami turunkan menjadi di bawah 10%,” jelas Haru.

Sementara itu, Analis Mandiri Sekuritas Tjandra Lienandjaja dan Vanessa Ariati Tanuwijaya memproyeksi industri perbankan Indonesia bakal mencatatkan perolehan laba yang terbatas atau hanya 48% dari target tahun penuh konsensus.

“Kami memperkirakan laba bank-bank mencapai 46% dari proyeksi setahun penuh dan 48% dari konsensus,” jelas keduanya dalam riset yang dipublikasikan akhir pekan lalu.

Tjandra dan Vanessa juga memperkirakan BBRI hanya akan meraup pertumbuhan laba sebesar 3% secara tahunan (y-o-y) pada semester I/2015.

Di sisi lain, keduanya memprediksi industri keuangan ini akan mencatatkan peningkatan NIM akibat penurunan suku bunga deposito. Menurut mereka, pada kuartal II/2015, BBRI diproyeksikan membukukan NIM sebesar 7,5% karena aksi pemotongan bunga deposito.

Pada akhir Juni 2015, industri perbankan juga diproyeksikan akan mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 11% y-o-y. Sementara NPL diprediksi akan berada di posisi 2,1% pada Juni 2015 atau naik dari 2% di Maret 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper