Bisnis.com, JAKARTA - Hingga semester I/2015, outstanding penyaluran kredit PT Bank International Indonesia (BII) Tbk mencapai Rp108,5 triliun.Outstanding penyaluran kredit tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 2,4% dari periode yang sama tahun 2014 yang mencapai Rp106 triliun.
Presiden Direktur BII Taswin Zakaria mengatakan perseroan terus mencermati kondisi pasar yang penuh tantangan di sepanjang 2015.
BII, lanjutnya, akan lebih selektif dalam meningkatkan portofolio Bank dengan menjalankan disiplin ketat pada pricing baik untuk pinjaman maupun likuiditas serta secara intensif melakukan upaya untuk memperbaiki produktivitas bank.
"Kami juga akan terus menerapkan inisiatif manajemen biaya yang ketat, mengoptimalkan manfaat dari investasi kami dan memperbaiki efisiensi operasional secara keseluruhan," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Kamis (30/7/2015).
Dia menambahkan kredit perbankan ritel mencatat pertumbuhan kredit sebesar 14,2% dari Rp38,3 triliun menjadi Rp43,8 triliun.
Untuk perbankan bisnis tumbuh 13,1% dari Rp38,3 triliun menjadi Rp43,3 triliun, sedangkan kredit perbankan global turun 27,2% dari Rp29,4 triliun menjadi Rp21,4 triliun.
"Kredit perbankan ritel dan kredit perbankan bisnis masing-masing memberikan kontribusi 40% dari total portofolio kredit bank sementara kredit perbankan global memberikan kontribusi sebesar 20% dari total kredit perbankan," ucap Taswin.
Dia menuturkan kredit perbankan ritel mencatat pertumbuhan yang kuat pada semester I/2015.
Portofolio KPR tumbuh 15,6% menjadi Rp17,2 triliun dengan kualitas aset yang baik, sementara unsecured loans meningkat 19,7% dengan kredit tanpa agunan naik 48,6% dan tagihan kartu kredit meningkat 8,8%.
"Perbankan elektronik juga menunjukkan perkembangan yang kuat dengan 81% transaksi ritel menggunakan saluran elektronik bank, mendorong pertumbuhan pada volume saluran elektronik," katanya.
Bank juga mencatat perkembangan positif pada perbankan bisnis seperti tercermin dari kenaikan sebesar 14,7% pada kredit komersial dari Rp21,8 triliun di Juni 2014 menjadi Rp25,0 triliun pada Juni 2015.
Peningkatan sebesar 7,2% pada portofolio kredit UKM dari Rp15,9 triliun di Juni 2014 menjadi Rp17,0 triliun pada Juni 2015 dengan metric kualitas aset yang tetap baik.
Sementara, produk pembiayaan mikro PIJAR atau Pilihan Bijak Mitra Usaha menunjukkan hasil menggembirakan dengan kenaikan 118% pada kredit mikro dibandingkan tahun sebelumnya menjadi senilai Rp1,2 triliun.
"Perbankan ritel dan perbankan bisnis terus memberikan transaksi positif, sementara kami mengurangi eksposur korporasi pada beberapa industri yang terkena dampak dari kondisi pasar saat ini dan berfokus pada re-profiling portofolio kami. Kami secara intensif terus merestrukturisasi portofolio dan bekerja sama dengan nasabah untuk menghadapi iklim domestic yang penuh tantangan saat ini," tutur Taswin.