Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank OCBC NISP Tbk. optimistis tetap membukukan laba mencapai dua digit pada akhir tahun ini, disumbang pembaikan kinerja bisnis serta penghematan provisi.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan sepanjang tahun ini perusahaan membidik target pertumbuhan kredit maksimal di posisi 15% secara tahunan (year on year/y-o-y).
Dengan bidikan tersebut, proyeksi pertumbuhan laba pun ditargetkan bakal sejalan dengan peningkatan bisnis perusahaan.
"Seiring pertumbuhan bisnis tersebut, kami optimistis laba tumbuh dua digit. Karena kami juga tak hanya menggenjot kredit tapi dari berbagai langkah efisiensi dan optimalisasi yang kami lakukan," jelas Parwati dalam kunjungannya keRedaksi Bisnis Indonesia,Jumat (31/7).
Adapun, hingga paruh pertama tahun ini, emiten berkode saham NISP tersebut telah mencatatkan peningkatan pinjaman sebesar 13% y-o-y.
Parwati merinci pertumbuhan tersebut ditopang kenaikan penyaluran kredit ke segmen usaha kecil dan menengah (UKM) sebesar 20%.
Sementara itu, peningkatan penyaluran pinjaman ke segmen korporasi pun turut naik 15% y-o-y pada Juni 2015.
Untuk mengejar target, pada paruh kedua tahun ini Parwati membidik kredit bakal tumbuh di atas 15% secara y-o-y.
Kendati membidik pertumbuhan kredit lebih tinggi, Parwati mengungkapkan pihaknya tetap menjaga peningkatan yang berkualitas.
Nantinya, kenaikan pinjaman tersebut, diklaim Parwati bakal tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian agar membukukan posisi non-performing loan(NPL) di bawah 2% pada akhir 2015.
Hingga Juni 2015, NISP terpantau menjaga NPL net tetap stagnan di posisi 0,7%.
Sementara itu, sepanjang paruh pertama tahun ini, NISP mencatatkan laba bersih senilai Rp735 miliar atau naik 16% secara y-o-y.
Menurut Parwati, pertumbuhan laba tersebut ditopang kenaikan pendapatan bunga bersih yang tumbuh sebesar 8% secara y-o-y dari Rp1,8 triliun menjadi Rp1,95 triliun pada semester I/2015.
Dari laporan keuangannya, kenaikan laba bersih emiten berkode saham NISP ini juga disumbang penurunan alokasi untuk cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan bersih (CKPN) sebesar 40% dari Rp128 miliar pada semester I/2014 menjadi Rp77 miliar di periode yang sama tahun ini.
Parwati menyebutkan, nilai pencadangan tersebut setara 1,6 kali dari jumlah NPL.
"Harusnya dengan adanya pelonggaran dari kebijakan OJK [Otoritas Jasa Keuangan], NPL bisa turun sehingga kami bisa menghemat provisi," jelas Parwati.
Hingga akhir paruh pertama tahun ini, bank tertua keempat di Indonesia tersebut juga mencatatkan posisi dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp84,71 triliun atau naik 19% y-o-y dari Rp71,35 triliun.
Dengan kinerja tersebut, NISP mencatatkan loan to deposit ratio(LDR) di posisi 87,3% atau turun 420 basis poin (bps) dari 91,5% pada paruh pertama tahun lalu.
Adapun, loan to funding ratio (LFR) Bank OCBC NISP tercatat turun 520 bps dari 84,2% pada Juni 2014 menjadi 79% di bulan yang sama tahun ini.